Hal itu terungkap dalam temuan HP berdasarkan HP Toner Tool dan pola kegiatan pencetakan 2.500 pelanggan UKM di wilayah Asia Pasifik.
HP Toner Tool adalah formulasi yang membantu para pelanggan membandingkan biaya pencetakan keseluruhan antara menggunakan katrid toner monokrom asli dari HP dengan katrid remanufaktur.
Dari temuan tersebut diketahui bahwa perusahaan-perusahaan itu US$1.736 ketika menggunakan katrid toner remanufaktur. Sementara total biaya keseluruhan pencetakan dengan menggunakan katrid asli HP lebih rendah 31 persen, atau sekitar US$ 1.327.
“Temuan ini mematahkan mitos bahwa biaya cetak keseluruhan dengan menggunakan katrid remanufaktur akan lebih murah jika dibandingkan dengan penggunaan katrid asli HP,” ujar Adrian Lesmono, Market Development Manager, After Market Supplies Business, Imaging & Printing Group, HP Indonesia.
Dari sisi biaya akuisisi katrid, pengguna memang harus mengeluarkan biaya rata-rata dua kali lebih besar untuk mendapatkan katrid toner asli HP dibandingkan katrid remanufaktur (US$ 1.140 vs US$ 535).
Namun Adrian mengingatkan bahwa biaya pencetakan secara keseluruhaan tidak ditentukan semata-mata oleh biaya pembelian katrid saja, tetapi juga komponen-komponen biaya lainnya.
Adrian memaparkan bahwa komponen biaya terbesar dari penggunaan katrid remanufaktur berasal dari labor cost yang terkait dengan kegagalan fungsi printer, troubleshoot, pemeliharaan dan terbuangnya waktu karyawan. Penggunaan katrid remanufaktur menimbulkan labor cost sebesar US$ 1.107, jauh lebih besar ketimbang katrid asli (US$173).
Pengguna katrid remanufaktur juga harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk kertas (US$92 vs US$14), akibat seringnya mereka mencetak ulang karena hasil cetak tidak memuaskan.
“Jadi lebih murah belum tentu lebih hemat,” tegasnya.
Adrian menambahkan bahwa temuan ini memperkuat hasil penelitian independen yang dilakukan QualityLogic terhadap tingkat keandalan katrid toner remanufaktur versus katrid asli HP.
Menurut penelitan tersebut, sekitar 25 persen katrid remanufaktur yang diuji menunjukkan kegagalan kinerja, dimana 9,7 persen menunjukkan kegagalan dead on arrival (DOA) atau premature failure. Sementara sekitar 15,3 persen menghasilkan 50 persen atau lebih jumlah cetakan yang tidak memuaskan atau bahkan tidak layak digunakan.
Sementara dari sisi kualitas cetak, hampir 30 persen hasil cetak menggunakan katrid remanufaktur memberikan kualitas cetak tidak layak, dimana 25,3 persen hasil cetak hanya dapat digunakan untuk penggunaan terbatas distribusi internal, 3,8 persen tidak layak untuk distribusi, dan kurang dari 1 persen sama sekali tidak dapat digunakan.
Adrian menambahkan bahwa penggunaan katrid asli juga akan mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Dengan mengurangi halaman-halaman yang dicetak ulang, selain menghemat kertas, juga akan menghasilkan emisi karbon 84 persen lebih sedikit dibandingkan katrid remanufaktur.
“Untuk pelanggan enterprise, kami juga yang menangani pengelolaan katrid-katrid toner bekas pakainya,” jelasnya.
Adrian juga mengungkapkan bahwa penggunaan katrid-katrid toner remanufaktur untuk printer laser HP di Tanah Air terbilang masih cukup tinggi, yakni sekitar 44 persen dari keseluruhan jumlah katrid yang digunakan. Sementara sisanya atau sekitar 56 persen sudah menggunakan katrid asli HP.
Sumber : ebizzasia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar