Microsoft Luncurkan Microsoft BizSpark

Pada tanggal 18 November 2008 lalu Microsoft juga telah meluncurkan program iMULAI 2.0. "Berbeda dengan program kompetisi iMULAI yang memperlombakan inovasi-inovasi menarik kewirausahan dan membimbingnya hingga menjadi perusahaan yang bisa berdiri sendiri, sementara BizzSpark merupakan program dukungan bagi perusahaan/perorangan yang baru memulai usahanya dibidang software." jelas Toni Seno Hartono, selaku National Technology Officer PT Microsoft Indonesia.

Melalui BizSpark, tidak hanya software gratis seperti Microsoft Visual Studio Team System Team Suite (VSTS), Expression Studio, VSTS Team Foundation Server, dan produk server lain senilai US $10,000 per orang, tetapi Microsoft juga memberikan banyak kemudahan dan dukungan teknis penuh berupa komunitas global seluruh dunia yang berkomitmen untuk saling membantu pemula menggapai kesuksesan, dari inkubator, penanam modal, penasihat, pemerintah, agen, dan pihak yang menduklung inovasi piranti lunak dan kewirausahaan. Selain itu, Microsoft juga akan membantu mendapatkan peluang bermitra dengan relasi Microsoft di seluruh dunia.

"Para ISV startup di industri Teknologi Informasi adalah pemimpin masa datang. Melalui berbagai cara, kami berupaya untuk dapat menyediakan tools, teknologi, dan sumber daya pasar bagi para pelajar, pengusaha di Indonesia guena membantu mereka dalam menciptakan ide-ide segar, endirikan perusahaan baru dan berinovasi untuk menciptakan piranti lunak yang bermanfaat bagi kehidupan." ungkap Tony Chen, Presiden Direktur PT Microsoft Indonesia. Dengan peluncuran BizSpark, diharapkan akan tumbuh 250 lapangan pekerjaan baru, baik di sektor industri, pemerintahan, edukasi, kesehatan, pertahanan, dan berbagai sektor lainnya.

Syarat bagi perusahaan yang mengikuti program bimbingan Microsoft yang akan berjalan selama tiga tahun ini adalah perusahaan baru yang pendapatannya dibawah dari US$ 500/tahun dan memiliki karyawan minimal 25-50 orang. Diakhir tahun ketiga, perusahaan tersebut hanya cukup membayar US$ 100.

Perayaan National Innovation Day kedua ini dihadiri pula salah satu bina ISV, Lundy Hasyim dari PT. Intidata Anugrah Pratama. Menurutnya, dengan mengikuti BizSpark, perusahaannya telah berhasil melakukan penghematan biaya development software sebesar 70%.

Sumber: Liputan Microsoft

Profile Singkat PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life)

PT Asuransi Jiwa Bakrie (’Bakrie Life’) berdiri tahun 1996 berkedudukan di Jakarta. Bakrie Life bergerak di bidang usaha asuransi jiwa, sektor industri jasa keuangan. Pendirian entitas Bakrie Life berasal dari hasil akuisisi saham PT Asuransi Jiwa Centris (Centris Life) pada 24 Oktober 1996. Sebelumnya, Centris Life mengambilalih PT Asuransi Jiwa Summa (Summa Life) pada tahun 1993. Pada awalnya, Summa Life didirikan oleh pendirinya pada tahun 1990 di Jakarta.

Bakrie Life tergabung dalam ‘Bakrie Group’, salah satu kelompok usaha berskala multi-nasional di Indonesia, didirikan pada tahun 1942 oleh seorang pengusaha nasional, H. Achmad Bakrie (alm). Dibawah naungan Bakrie Group tercatat sebanyak 40 perusahaan lebih yang bergerak di berbagai bidang usaha. Bidang usaha utama Bakrie Group antara lain meliputi sektor industri manufaktur, agroindustri, pertambangan batubara, pertambangan migas, real estate & property, infrastruktur, jasa konstruksi, jasa telekomunikasi & media televisi, investasi & jasa keuangan, perdagangan, pendidikan SDM dan lain-lain.

Pasca krisis periode tahun 2000-2004, Bakrie Life melakukan konsolidasi dan reposisi basis usaha perusahaan. Periode berikutnya tahun 2005-2006, program konsolidasi terus berlanjut, namun lebih diprioritaskan pada revitalisasi kanal distribusi dan inovasi produk-produk asuransi yang lebih atraktif dan harus mampu menghasilkan keuntungan yang lebih baik. Keberhasilan program konsolidasi, reposisi dan revitalisasi tersebut menjadi modal strategis bagi Bakrie Life untuk memasuki babak baru ‘modernisasi’ infrastruktur dan sistem manajemen periode tahun 2007-2008 ke depan.

Sasaran tahap awal Perseroan adalah mengoptimalkan pertumbuhan dan memantapkan rencana ‘corporate action’ untuk mencatatkan saham Perseroan di bursa efek manakala situasi, kondisi dan momentum untuk merealisasikan rencana tersebut dinilai sudah tepat dan kondusif. Alhasil, selama periode 5 tahun terakhir (2003-2007) Bakrie Life mampu mencapai pertumbuhan yang menggembirakan di segala bidang. Prestasi tersebut telah mengantarkan Bakrie Life berhasil meraih sejumlah ‘award’ dari tahun ke tahun – dengan predikat sebagai ‘Asuransi Jiwa Terbaik’ dan ‘Asuransi Dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus’ di Indonesia berdasarkan versi: Majalah InfoBank, Majalah Investor, Harian Bisnis Indonesia, dan Majalah Media Asuransi. Sedangkan memasuki tahun 2008 Bakrie Life meraih piagam ‘The Best Life Insurance Company 2008’ dan sekaligus memperoleh trophy ‘The Best Life Insurance Company for Consecutive 5 Year Achievement’ keduanya dari Majalah Investor, dan memperoleh ‘golden award’ (untuk ketiga kalinya) sebagai ‘Asuransi Jiwa Dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus’ selama 5 tahun berturut-turut dari Majalah InfoBank.

Realisasi serangkaian program konsolidasi, reposisi dan revitalisasi tersebut telah terbukti menghasilkan kemajuan struktural yang sangat besar artinya bagi perkembangan kompetensi Bakrie Life selanjutnya. Konkretnya, fundamental usaha Bakrie Life kini semakin kuat dengan skala usaha perusahaan yang semakin besar. Hal ini sudah tentu berdampak positif terhadap meningkatnya nilai korporasi dan citra perusahaan Bakrie Life yang semakin membanggakan.

Untuk periode tahun 2007-2008, kebijakan Bakrie Life difokuskan pada pengembangan sistem operasional, manajemen, modernisasi infrastruktur, dan mengintensifkan pengembangan SDM. Sejak Juni 2007 Bakrie Life menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Sedangkan sejak Juli 2007 Bakrie Life telah mulai membangun proyek modernisasi IT/Digital System yang dijadwalkan akan selesai akhir tahun 2008 mendatang. Seusai proyek IT, langkah Perseroan selanjutnya adalah rencana mengaplikasi Operating Management System ‘Balanced Score Card’. Dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pelayanan, sejak tahun 2007 Bakrie Life mulai menerapkan tata-kelola perusahaan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip ‘Good Corporate Governance’ (GCG) sesuai peraturan Bapepam-LK yang berlaku.

Dalam jangka panjang kebijakan pokok dan langkah-langkah strategis Bakrie Life pada dasarnya adalah melakukan improvisasi dan pembaharuan terus-menerus, menciptakan etos kerja dan budaya kerja yang tinggi, serta meningkatkan nilai korporasi dan citra perusahaan. Sasaran utama kebijakan tersebut adalah untuk memperkuat kompetensi dan keunggulan daya saing perusahaan yang prima. Dengan demikian Bakrie Life akan mampu mewujudkan dirinya sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia – demi memenuhi ekspektasi Stakeholder – sebagaimana tercermin dalam visi, misi dan filosofi Bakrie Life.


Sumber :bakrielife.com

Enam Pilar Hubungan Pelanggan-Merek (brand-customer relationships)

Hubungan pelanggan tidak saja dengan perusahaan namun dengan merek yang dipilihnya. Pelanggan yang loyal terhadap merek tertentu pasti mempunyai keterikatan emosional yang mendalam. Hubungan inilah yang terus dipelihara agar perusahaan pemilik merek berupaya membina hubungan tersebut dan pelanggan akan merasa tetap nayamn memilih merek favoritnya. Apa sajakah yang menyebabkan keterikatan hubungan antara pelanggan dengan merek tersebut ?

Martesen Grønholdt memaparkan hubungan pelanggan-merek (brand-customer relationships) tersebut. Hubungan pelanggan-merek (brand-customer relationships), dilihat tidak hanya melalui loyalitas pelanggan melalui pembelian ulang, tetapi juga meliputi perspektif yang luas dari intensitas dan loyalitas yang aktif, persepsi ketertarikan pelanggan, keterlibatan dan ikatan terhadap merek; yang dibangun dari enam pilar nilai merek provider itu diantaranya: kualitas produk (product quality), kualitas pelayanan (service quality), harga (price), janji (promise), keunikan (differentiation), serta kepercayaan dan kredibilitas (trust & credibility).

Pertama, dalam mengembangkan apotek yang menghadirkan layanan kefarmasian guna membangun sebuah hubungan bernilai antara konsumen dengan apotek, diperlukan kualitas produk. Isi kualitas produk ini adalah, produk yang terjamin keasliaanya, jangka waktu kadaluarsa, dan kelengkapan produk; sehingga.provider sebagai penyelia (provider) jasa pengecer obat-obatan, memberikan layanan jasa yang berkinerja (good performance); berkualitas tinggi dibanding jasa provider lain; dan memberikan alternatif layanan yang menyenangkan konsumen (feature product).

Kedua, memberikan kualitas layanan (service quality) yang optimal, seperti kemampuan untuk memberikan perhatian kepada pelanggan (empathy), kemampuan untuk membantu pelanggan dalam memberikan layanan yang tanggap (responsiveness).

Ketiga, harga (price) yang ditawarkan provider, untuk jenis produk yang dijual, merupakan faktor yang dipertimbangkan pelanggan untuk memilih provider mana dalam membeli obat. harga adalah merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; kebijakan harga pada merek akan menciptakan asosiasi pada benak konsumen, apakah mahal atau tidak. Dan ketika provider telah memberikan layanan yang optimal, maka indikasi kuat terhadap loyalitas adalah kesediaan untuk membayar dengan harga premium.

Sumber : Anne Martesen & Lars Grønholdt. "Building Brand Equity: A Customer-Based Modelling Approach" dalam Journal of Management Systems, Vol. XVI, No. 3, 2004.

PPRI - NO 42 TH 2007 - Tentang Waralaba

Bisnis waralaba terus meningkat, namun siapapun pihak yang menjalani, menggeluti, atau mempunyai rencana ingin memasuki dunia waralaba, tidak ada salahnya mengetahui peraturan pemerintah yang mengatur tentang waralaba. Untuk mengetahui lebih jelas , inilah PP tersebut:


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2007
TENTANG WARALABA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENIMBANG:
bahwa untuk lebih meningkatkan tertib usaha dengan cara Waralaba serta meningkatkan kesempatan usaha nasional, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Waralaba;

MENGINGAT:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijke Wetboek, Staatblads 1847 Nomor 23);
3. Undang-Undang Penyaluran Perusahaan 1934 (Bedrijfs Reglementerings Ordonantie 1934, Staatblads 1938 Nomor 86);
4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WARALABA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksudkan dengan :
1. Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
2. Pemberi Waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang dimilikinya kepada Penerima Waralaba.
3. Penerima Waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh Pemberi Waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang dimiliki Pemberi Waralaba.
4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang perdagangan.

Pasal 2
Waralaba dapat diselenggarakan di seluruh wilayah Indonesia.

BAB II KRITERIA Pasal 3
Waralaba harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. memiliki ciri khas usaha;
b. terbukti sudah memberikan keuntungan;
c. memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis;
d. mudah diajarkan dan diaplikasikan;
e. adanya dukungan yang berkesinambungan; dan
f. Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar.

BAB III
PERJANJIAN WARALABA
Pasal 4
(1) Waralaba diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dengan memperhatikan hukum Indonesia.
(2) Dalam hal perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditulis dalam bahasa asing, perjanjian tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Pasal 5
Perjanjian Waralaba memuat klausula paling sedikit :
a. nama dan alamat para pihak;
b. jenis Hak Kekayaan Intelektual;
c. kegiatan usaha;
d. hak dan kewajiban para pihak;
e. bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan, dan pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba;
f. wilayah usaha;
g. jangka waktu perjanjian;
h. tata cara pembayaran imbalan;
i. kepemilikan, perubahan kepemilikan, dan hak ahli waris;
j. penyelesaian sengketa; dan
k. tata cara perpanjangan, pengakhiran, dan pemutusan perjanjian.
Pasal 6
(1) Perjanjian Waralaba dapat memuat klausula pemberian hak bagi Penerima Waralaba untuk menunjuk Penerima Waralaba lain.
(2) Penerima Waralaba yang diberi hak untuk menunjuk Penerima Waralaba lain, harus memiliki dan melaksanakan sendiri paling sedikit 1 (satu) tempat usaha Waralaba.

BAB IV
KEWAJIBAN PEMBERI WARALABA
Pasal 7
(1) Pemberi Waralaba harus memberikan prospektus penawaran Waralaba kepada calon Penerima Waralaba pada saat melakukan penawaran.
(2) Prospektus penawaran Waralaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit mengenai :
a. data identitas Pemberi Waralaba;
b. legalitas usaha Pemberi Waralaba;
c. sejarah kegiatan usahanya;
d. struktur organisasi Pemberi Waralaba;
e. laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir;
f. jumlah tempat usaha;
g. daftar Penerima Waralaba; dan
h. hak dan kewajiban Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba.

Pasal 8
Pemberi Waralaba wajib memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, bimbingan operasional manajemen, pemasaran, penelitian, dan pengembangan kepada Penerima Waralaba secara berkesinambungan.

Pasal 9
(1) Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba mengutamakan penggunaan barang dan/atau jasa hasil produksi dalam negeri sepanjang memenuhi standar mutu barang dan/atau jasa yang ditetapkan secara tertulis oleh Pemberi Waralaba.
(2) Pemberi Waralaba harus bekerjasama dengan pengusaha kecil dan menengah di daerah setempat sebagai Penerima Waralaba atau pemasok barang dan/atau jasa sepanjang memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba.

BAB V
PENDAFTARAN
Pasal 10
(1) Pemberi Waralaba wajib mendaftarkan prospektus penawaran Waralaba sebelum membuat perjanjian Waralaba dengan Penerima Waralaba.
(2) Pendaftaran prospektus penawaran Waralaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh pihak lain yang diberi kuasa.

Pasal 11
(1) Penerima Waralaba wajib mendaftarkan perjanjian Waralaba.
(2) Pendaftaran perjanjian Waralaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh pihak lain yang diberi kuasa.

Pasal 12
(1) Permohonan pendaftaran prospektus penawaran Waralaba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 diajukan dengan melampirkan dokumen :
a. fotokopi prospektus penawaran Waralaba; dan
b. fotokopi legalitas usaha.
(2) Permohonan pendaftaran perjanjian Waralaba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diajukan dengan melampirkan dokumen:
a. fotokopi legalitas usaha;
b. fotokopi perjanjian Waralaba;
c. fotokopi prospektus penawaran Waralaba; dan
d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemilik/pengurus perusahaan.
(3) Permohonan pendaftaran Waralaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diajukan kepada Menteri.
(4) Menteri menerbitkan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba apabila permohonan pendaftaran Waralaba telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).
(5) Surat Tanda Pendaftaran Waralaba sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
(6) Dalam hal perjanjian Waralaba belum berakhir, Surat Tanda Pendaftaran Waralaba dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
(7) Proses permohonan dan penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba tidak dikenakan biaya.

Pasal 13
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran Waralaba diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 14
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan Waralaba.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berupa pemberian :
a. pendidikan dan pelatihan Waralaba;
b. rekomendasi untuk memanfaatkan sarana perpasaran;
c. rekomendasi untuk mengikuti pameran Waralaba baik di dalam negeri dan luar negeri;
d. bantuan konsultasi melalui klinik bisnis;
e. penghargaan kepada Pemberi Waralaba lokal terbaik; dan/atau
f. bantuan perkuatan permodalan.

Pasal 15
(1) Menteri melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Waralaba.
(2) Menteri dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB VII
SANKSI
Pasal 16
(1) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya masing-masing dapat mengenakan sanksi administratif bagi Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 10, dan/atau Pasal 11.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda; dan/atau
c. pencabutan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba.

Pasal 17
(1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf a, dikenakan kepada Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 10, dan Pasal 11.
(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggang waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak tanggal surat peringatan sebelumnya diterbitkan.

Pasal 18
(1) Sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf b, dikenakan kepada Pemberi Waralaba yang tidak melakukan pendaftaran prospektus penawaran Waralaba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 atau Penerima Waralaba yang tidak melakukan pendaftaran perjanjian Waralaba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 setelah diterbitkannya surat peringatan tertulis ketiga.
(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(3) Sanksi administratif berupa pencabutan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf c, dikenakan kepada Pemberi Waralaba yang tidak melakukan pembinaan kepada Penerima Waralaba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 setelah diterbitkannya surat peringatan tertulis ketiga.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 19
(1) Perjanjian Waralaba yang dibuat sebelum ditetapkan Peraturan Pemerintah ini harus didaftarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1).
(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal berlakunya Peraturan Pemerintah ini.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3690) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 21
Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3690) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 22
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Juli 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 23 Juli 2007
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ANDI MATTALATTA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 90
Salinan sesuai dengan aslinya
DEPUTI MENTERI SEKRETARIS NEGARA
BIDANG PERUNDANG-UNDANGAN,
MUHAMMAD SAPTA MURTI



Fundamental, Teknikal, Atau Psikological ?

Gonjang-ganjing pasar saham dan pasar uang dunia telah membuat berbagai banyak pihak khususnya di bidang keuangan kalang kabut. Dalam dua bulan ini pelaku Pasar Modal Indonesia bahkan dunia tengah menghadapi ujian yang amat berat dan menegangkan.
Bagaimana tidak. Hari demi hari kondisi pasar saham semakin terpuruk, membuat dada sesak, perasaan cemas, jantung berdebar, stress dan kepala pening. Indeks bursa seluruh dunia bergerak bagaikan roller coaster, naik turun melalui tikungan yang tajam.

Jika ada perasaan berkecamuk seperti itu sebenarnya manusiawi. Bayangkan hanya dalam tempo dua bulan (IHSG) Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi begitu dalam, 31,34 persen. Jika pada awal September Indeks BEI masih bertahan di posisi 1.832,507 dengan kapitalisasi pasar Rp1.464, 32 triliun, maka pada akhir Oktober telah merosot menjadi 1.256,704 dengan kapitalisasi pasar tersisa 1.071 triliun. Angka itu sudah relatif bagus, karena indeks pernah mencapai titik terendah pada 28 Oktober di level 1.111,39. Jika dihitung dari posisi indeks tertinggi 2008 yang pernah menyentuh 2.838, maka penurunan indeks BEI hingga akhir Oktober lalu lebih dasyat lagi, 55,7 persen.

Bisa jadi tidak ada satupun pelaku pasar termasuk fund-fund manager yang mampu mengelak dari kerugian. Di atas kertas, jika indeks merosot 50 persen berarti kekayaan pemodal juga terkuras sebesar 50 persen. Jika di awal 2008, investor memiliki dana untuk investasi di Pasar Modal Indonesia sebesar Rp100 miliar, maka pada akhir Oktober dananya telah menyusut menjadi Rp44,3 miliar.

Memang BEI tidak sendiri. Sebab bursa lain di dunia terutama negara yang ekonominya maju juga mengalami nasib serupa. Persoalannya apakah kerugian itu harus diratapi terus menerus tanpa upaya apapun? Apakah kecemasan itu harus menenggelamkan masa depan? Apakah ketakutan terhadap aksi jual telah menghilangkan nyali untuk investasi? Apakah pasar modal sudah tidak pantas lagi menjadi lahan investasi yang menggiurkan? Semua pertanyaan ini patut kita renungkan.

Account Baru
Cobalah jalan-jalan ke daerah dan tanyakan ke perusahaan sekuritas di sana. Begitu mencengkamkah kondisi pasar saat ini? Kecemasan boleh, tapi akal sehat harus tetap dijaga. Fakta menyebutkan dalam satu bulan terakhir ini ada fenomena menarik yang patut dicermati. Banyak pembukaan account baru. Artinya, cukup banyak masyarakat yang ancang-ancang dan memecah celengan untuk investasi saham. Hanya saja mereka sedang mencari timing yang tepat: Kapan pasar mencapai batas terendah?

Marilah kita lihat krisis ini dengan logika sederhana. Adakah pasar yang turun terus menerus? Adakah pasar yang naik terus menerus? Dengan logika ini kita akan sadar bahwa penurunan harga pasti ada batasnya. Demikian juga kita harus sadar bahwa ketika pasar semarak tidak akan naik terus menerus, pasti akan ada gerakan ambil untung (profit taking) untuk sesaat. Logika sederhana ini juga bisa diterapkan dalam menyimak pasar yang tengah dilanda krisis. Yakinlah bahwa harga saham tidak akan turun terus. Karenanya dalam suasana pasar yang tengah volatile dan penuh ketidakpastian, pemodal sebaiknya bersikap tenang, tidak panik, tidak kehilangan akal, tidak mengambil tindakan fatal dan tetap bisa berpikir jernih.

Fakta membuktikan, pasar memang tidak akan terus menerus tersungkur. Sejak akhir Oktober lalu 30 dan 31 Oktober, investor seolah memperoleh pasokan energi, bangkit dan melalap saham-saham unggulan yang sudah kelewat murah. Indeks yang pada 28 Oktober 2008 ditutup di posisi 1.111,39 terbang hingga ke posisi 1.369,785, bahkan sempat menyentuh titik 1.400.

Memang, cukup banyak analis dan pelaku pasar yang menyebut bahwa kenaikan IHSG BEI di penghujung Oktober dan awal November itu hanyalah angin segar yang sekadar lewat setelah beberapa hari terus menerus diterjang topan. Mengapa sekadar lewat? Karena gemuruh topan masih belum sirna seratus persen.

Antisipasi
Kondisi pasar yang volatile tersebut mesti disadari, dipahami dan diantisipasi. Karenanya, salah satu modal penting dalam investasi d pasar modal, selain tentu saja dana segar adalah mental baja, tidak gampang menyerah, punya daya tahan. Tanpa adanya kesiapan mental dalam investasi portofolio maka bisa dipastikan si investor akan mudah diombang-ambingkan situasi dan gampang terbawa arus. Kesiapan mental ini penting, mengingat banyak kegagalan investasi hanya lantaran sikap mental yang lemah, dan tidak punya keyakinan mendalam. Sebesar apapun modal yang dimiliki investor, jika tidak dikelola dengan hati-hati dan penuh disiplin, maka modal tadi bisa tergerus habis.

Harus dipahami bahwa investasi senantiasa mengandung risiko. Persoalannya bagaimana kita menghadapi dan mengelola risiko agar tidak berakibat fatal. Banyak bacaan, literatur dan tehnik dalam mengendalikan dan meminimalkan risiko. Sedikit banyak, investor portofolio semestinya juga membekali diri dengan pengetahuan manajemen risiko. Dengan begitu, ketika risiko itu datang tiba-tiba, investor telah siap. Anjloknya IHSG BEI yang begitu besar, salah satunya karena tidak siapnya mental menghadapi efek dari pasar global. Investor panik, melakukan aksi jual besar-besaran, padahal secara fundamental sebenarnya tidak ada masalah.

Namun, karena mental dikocok terus, akhirnya pasar jebol. Ibaratnya seorang yang semula sehat wal afiat, tapi secara mental dibombardir dengan fakta-fakta negatif akhirnya fundamentalnya juga goyah dan terkikis. Kita semua menyaksikan bagaimana jatuhnya mental pelaku Pasar Modal di Indonesia. Kondisi ini harus segera berakhir, kembali ke pedoman investasi: simak fundamental, dan siapkan mental yang tebal. (Tim BEJ)
Sumber : economy.okezone.com

PROFIL PT. BENTOEL

Dengan pengalaman lebih dari 75 tahun di industri rokok, Grup Bentoel adalah salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia.

Perusahaan induk adalah PT Bentoel Internasional Investama, perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. PT Bentoel Internasional Investama memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT. Bentoel Prima dan PT Lestari Putrawirasejati. PT. Bentoel Prima memiliki tiga anak perusahaan yaitu, PT. PDI Tresno, PT. Taman Bentoel, dan PT. Subur Aman. PT. Subur Aman memiliki anak perusahaan yaitu PT. Amiseta

Menyadari pentingnya profesionalisme dalam operasional perusahaan, Grup Bentoel telah mentransformasi dirinya dari sebuah perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang dijalankan secara professional.

Perkembangan PT. Bentoel ini dapat Anda lihat selengkapnya di sini.

Sumber : PT.Bentoel


Jakarta Islamic Index (JII)

Terdapat beberapa karakteristik sahamyang diperdagngkan di BEI. Emiten yang sahamnya tercatat dan diperdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki karakteristik berbeda satu sama lainnya. Ada saham yang masuk dalam kategori saham unggulan, sehingga ia tergabung 45 saham terlikuid (indeks LQ-45) dan ada pula emiten yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII).

Kendati perhitungan JII dan LQ-45 berbeda, tapi bisa saja saham yang tergabung dalam LQ-45 juga masuk kriteria JII, begitu pula sebaliknya. Saham apa saja yang masuk dalam kriteria Jakarta Islamic Index? Sebagaimana saham yang tergolong 45 saham likuid, saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index ini juga memiliki kriteria. Bahkan kategori dan kriterianya cukup ketat. Sebab yang masuk dalam Jakarta Islamic Index adalah saham-saham yang terbebas dari unsur riba alias harus sesuai syariah.

Intinya saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index ini adalah saham-saham yang menenuhi unsur syariah. Kalau LQ-45 tidak memperhitungan unsur halal haram, JII memperhitungan hal itu. Karenanya dalam menentukan apakah sebuah saham masuk kategori syariah harus mengikutsertakan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Di samping saham-saham yang masuk kriteria JII adalah saham-saham yang operasionalnya bukan dari riba, permodalan perusahaan bukan juga dari mayoritas utang. Jadi bisa kita katakan bahwa saham-saham yang tergabung dalam JII ini adalah saham-saham yang pengelolaan dan manajemennya terbilang sudah transparan dan sudah memenuhi prinsip corporate governance. Karenanya jangan heran kalau sepanjang keberadaannya saham-saham syariah yang tergabung dalam JII adalah saham yang memberikan keuntungan cukup atraktif. Emiten apa saja yang bisa masuk kriteria saham JII? Sebenarnya seluruh saham bisa masuk JII kecuali saham yang pendapatannya tidak melanggar syariat Islam. Dalam penilaiannya kriteria saham JII atau saham syariah ini, tiap periode selalu berubah. Periode "perubahan" saham JII enam bulan sekali.

Jadi bisa dibayangkan demikian ketatnya emiten atau saham yang akan masuk kategori perhitungan JII ini. Namun bukan berarti saham syariah hanya sebatas 30 emiten yang ada di JII itu saja. Sebab hingga Mei 2008 lalu, setidaknya Bapepam-LK telah mengeluarkan daftar efek syariah untuk saham sebanyak 180 efek syariah dengan jenis saham yang dikeluarkan oleh emiten yang tercatat di bursa efek, lima efek syariah dengan jenis saham perusahaan publik, serta tiga efek syariah dengan jenis saham dari emiten yang telah di delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Penentuan bagi 180 efek syariah itu penyusunannya berdasarkan laporan keuangan, laporan tahunan emiten serta data pendukung lainnya.

Lantas apakah instrumen syariah di pasar modal hanya sebatas pada saham-saham yang masuk dalam ketegori JII itu. Jawabnya jelas tidak. Sebab, di samping produk syariah yang berbasis saham, produk syariah di pasar modal juga ada obligasi. Namanya obligasi syariah. Untuk obligasi syariah ini ada banyak jenisnya ada yang ijarah bagi obligasi yang diterbitkan perusahaan swasta, dan ada sukuk untuk obligasi yang diterbikan oleh pemerintah. Daftar Efek Syariah baru yang diterbitkan Bapepam Mei 2008 lalu meliputi 20 efek syariah dengan jenis sukuk/obligasi syariah. Jadi untuk obligasi syariah jumlahnya cukup banyak. Kriteria penilaian efek syariah yang berbentuk obligasi ini juga cukup ketat, dengan pedoman utama adalah tidak riba dan selalu sesuai dengan prinsip syariah Islam. Ibaratnya untuk masuk kriteria syariah harus dipastikan dulu bahwa operasional perusahaan sesuai dengan syariah, sehingga lebel produk investasi halal baru bisa dipasang. "Pemasangan lebel halal" pada obligasi syariah ini periodesasinya juga enam bulan dengan catatan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa menunggu masa enam bulan berakhir. Dan tiap kali menerbitkan daftar baru, Bapepam-LK akan mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DSE). (tim bei) (//mbs)

Pertumbuhan Pembiayaan 2009 Merosot

Resesi finansial dunia mulai berimbas di sektor keuangan indonesia. Hal seperti yang diungkapkan Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwie Kurnia yang memperkirakan pertumbuhan pembiayaan 2009 akan turun 20 persen dibanding 2008.

"Kalau di tahun 2009 pertumbuhan ekonomi baru terjadi pada semester kedua maka pertumbuhan pembiayaan di Indonesia mungkin tergerus 20 persen," kata Wiwie

Ia mengatakan pertumbuhan pembiayaan hingga Agustus 2008 telah mencapai 24,5 persen. Angka tersebut memang lebih tinggi dibanding pertumbuhan pembiayaan 2007, di mana pertumbuhan pada Desember 2007 mencapai 16,17 persen.

"Namun memasuki tiga bulan terakhir 2008 akan terjadi perlambatan pada pertumbuhan pembiayaan, bahkan target 2008 sebesar Rp140 triliun akan meleset", ujarnya.

Kendala yang dihadapi perusahaan pembiayaan pada 2009 menurut Wiwie antara lain tingginya suku bunga perbankan, likuiditas perbankan akan semakin ketat, dan daya beli masyarakat akan semakin menurun.

Sementara itu, dari biro riset Infobank Eko B Supriyanto mengatakan, kredit untuk modal kerja 2009 masih memungkinkan. Tetapi untuk kredit konsumtif seperti kredit rumah, mobil, elektronik, kartu kredit, dipastikan turun.

"Jika pada Juli 2008 penjualan mobil sangat tinggi 60.000 unit, tapi pada Agustus dan September turun, itu karena suku bunga semakin tinggi," ujarnya.

Untuk pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dia mengatakan, hanya untuk kepemilikan pertama itupun dengan harga rumah di bawah Rp250 juta atau justru di atas Rp5 miliar.

Sedangkan untuk elektronik tanda-tanda perlambatannya sudah terjadi pada September lalu dimana tidak ada lonjakan pembelian setelah pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), ujar Eko.

Nampaknya sudah saatnya waspada menyambut datangnya krisis ini.

Sumber : www.mediaindonesia.com

Dampak Loyalitas Pelanggan

Terdapat berbagai respon konsumen dalam menanggapi merek. Respons konsumen dalam menggunakan merek didasari oleh kriteria evaluasi secara rasional “head” yaitu atas kualitas produk, kualitas layanan, harga dan evaluasi emosional “hearth” atas janji merek, keunikan merek, dan kepercayaan serta kredibilitas tawaran yang diberikan merek kepada pelanggannya yang mungkin menghasilkan respon positif atau negatif.

Respon positif dari penggunaan produk adalah hubungan jangka panjang (long term relationships) diantara pelanggan dan merek dalam bentuk kesetiaan pelanggan (customer loyalty). Kesetiaan ini muncul ketika pelanggan melanjutkan hubungan dengan perusahaan, yang diwujudkan oleh pembelian berulang dan menunjukan niat untuk melakukan pembelian di lain waktu. Kesetiaan ini, termasuk juga pembelian produk-produk lain, yang dikelurkan oleh perusahaan yang sama. Kesetiaan juga ditandai oleh sikap, dimana pelanggan tersebut berpikir bahwa perusahaan tersebut lebih menarik dibanding perusahaan lain. Pengalaman pelanggan yang positif akan direkomendasikan kapada saudara, teman, dan kenalan lainnya. Hasil dari hubungan pelanggan-merek ini akan menghasilkan merek yang ”bernilai” berupa kesetiaan pelanggan (customer loyalty), rekomendasi (recommendations), ketertarikan (attractively), dan ikatan/keterlibatan emosi (engagement).

Relationships dalam bentuk kesetiaan pelanggan (Customer Loyalty)
Hubungan pelanggan yang dikelola dengan baik akan menciptakan pelanggan yang tercerahkan (customer delighted), hasilnya adalah loyalitas serta informasi yang menyenangkan kepada pelanggan lain tentang perusahaan.
Apa yang membuat pelanggan tersebut loyal terhadap merek? dan bagaimana pemasar meningkatkan loyalitas? Pondasi untuk layalitas didasarkan pada kepuasan pelanggan. Kepuasan yang tinggi, atau pelanggan yang tercerahkan mungkin lebih menjadi loyal dan menjadi duta perusahaan, dan menceritakan suatu yang positif; sebaliknya, konsumen yang tidak puas akan menyebabkan konsumen beralih ke merek lain. Menurut Zeithaml, & Bitner ”service marketing guru” menyatakan bahwa untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan maka perlu menciptakan ikatan antara perusahaan dengan konsumennya (customer bonding), yaitu dengan ikatan sosial (social bonds) melalui hubungan antarpelanggan melalui pembentukan klub-klub. Contoh dari ikatan sosial ini, banyak kita lihat dari para pengendara motor ”bikers community” seperti kymco motor club, tiger motor club, para bikers motor pulsar bergabung dalam komunitas pulsarior, mereka memiliki ikatan secara sosial—misalnya mengedari motor, bersama disaat mudik lebaran. Ikatan financial (financial bonds) melalui diskon keanggotaan (membershipdiscount), seperti pemegang kartu MCC-nya Matahari Department Store; dan ikatan yang disesuaikan (customization bonds) melalui anggota khusus (gold member, priority member).

Rekomendasi (Recommendation)Rekomendasi dari konsumen lain dapat menjadi kekuatan untuk mempengaruhi keputusan orang lain dalam menggunakan pelayanan. Informasi lisan (word of mouth) yang bersumber dari sahabat atau teman dapat menjadi media promosi yang efektif dan dapat dipercaya. Saya memiliki pengalaman pribadi, ketika putra pertama saya lahir, susu formula bayi apa yang menjadi pilihan kami untuk pengganti ASI, maka saran dari teman istri saya menjadi pilihan kami untuk memilih susu formula apa yang diputuskan.

Daya Tarik (Attractively)Kesetiaan akan merek bagi pelanggan menyebabkan dibenak mereka, merek-merek yang digunakan lebih menarik dibandingkan dengan para pesaing; saya teringat ketika seorang sahabat sangat ”fanatis” dengan merek laptop yang dimiliki, sehingga tidak ingin ”berpaling” dari merek yang lain.

Ikatan Merek(Engagement)Ikatan merek (brand engagement), yaitu kemampuan merek untuk berikatan dengan konsumen, menarik konsumen untuk menjadi bagian dalam hidupnya. Suatu merek yang memiliki ikatan yang kuat dengan konsumen, memiliki kesempatan untuk memukul pesaing-pesaingnya sehingga mendapatkan cinta kasih dan kesetiaan pelangganya. Ada disekitar kita, sebuah keluarga yang menggunakan LCD tv, tape, AC, water dispenser, setrika, vacuum cleaner, lamari pendingin, home applience dan business equipment dari hanya satu merek yang benar-benar dipercaya, dan memuaskannya.


Sumber : Antoni Ludfi Arifin

Pilih Kemampuan Atau IPK

IPK sampai saat ini masih sangat lazim dijadikan acuan dalam merekrut karyawan. IPK menjadi standar minimal ukuran keberhasilan karyawan. Namun bila ditimbang-timbang lebih dalam, apakah masih mutlak ataukah malah menjerumuskan, karena ternyata masih banyak kemampuan ataupun skill yang tidak nampak pada nilai IPK.

Beberapa contoh tokoh yang keberhasilannya malah tidak diikuti IPK yang jelas, contoh, Bill Gates, Quentin Tarantino dan Dave Thomas, yang dulu merupakan mahasiswa dropout, namun saat ini terbukti kecerdasannya dan telah menjadi salah satu dari bilioner terkenal di dunia. Mereka adalah sedikit contoh dari kesuksesan yang diraih bukan dengan IPK namun dengan kemampuan dan bakat yang luar biasa. Celakanya hal ini tidak nampak pada IPK.

Tentunya perumpamaan tersebut tidak dapat di teirma begitu saja, sebab kenyataannya di Indonesia dan juga negara lain, IPK tetap dijadikan tolak ukur seleksi karyawan yang sukses. Salah satu alasan yang dikemukakan para tim rekrutmen adalah karena IPK paling tidak menjadi ukuran komitmen seseorang dalam menjalankan tugas belajarnya. Sehingga diharapkan, dedikasi tersebut dapat terulang kembali saat yang bersangkutan bekerja dalam perusahaan.

IPK sendiri sering disebut menyesatkan. Standarisasi terhadap ketidakstandarisasian perguruan tinggi merupakan salah satu contoh pelik. Sampai saat ini, masih ada rasa ketidakyakinan bahwa nilai 3 (skala 4), dari sebuah perguruan negeri terkemuka akan sama dengan angka yang berasal dari perguruan tinggi lainnya, meskipun berasal dari fakultas yang sama. Masih banyak isu bahwa beberapa universitas berusaha menabur angka tinggi mahasiswanya, untuk mendongkrak popularitas. Toh ternyata hal ini tidak dapat menipu, karena saat bekerja, kualitas sebenarnya dari orang itu akan terlihat.
Selain itu, IPK sudah terlanjur dianggap sebagai perwakilan dari Intelligence Quotient atau IQ. Tentu ini sangat menyesatkan, karena IPK dapat berasal dari banyak hal dan tidak secara langsung mencerminkan kecerdasan anak. Bahkan IPK dapat pula menjadi pilihan, dimana mahasiswa yang sebenarnya cerdas, memilih untuk tidak menggunakan kemampuan secara maksimal dalam mencapai nilai tertinggi di perguruan tinggi. Belum lagi kemudian ditemukan kalau Emotional Quotient atau EQ lebih menentukan keberhasilan seseorang dalam bekerja.

Lalu bagaimana, apakah selanjutnya IPK harus dikeluarkan dari salah satu persyaratan dalam proses rekrutmen dan seleksi?
Tampaknya di lapangan tidak semudah itu. Para recruiter menyatakan bahwa IPK tetap diperlukan. Paling tidak sebagai salah satu cara untuk melakukan pra-seleksi, terutama saat jumlah pelamar mencapai puluhan atau bahkan ratusan. Sehingga proses menjadi lebih fokus.

Akhirnya semua akan tergantung pada kebijakan recruiter masing-masing perusahaan. Beberapa diantaranya menerapkan batasan untuk hanya menyeleksi mahasiswa lulusan universitas tertentu. Tetap ada yang meleset, tapi paling tidak mereka bisa berharap 70% hasilnya akan sama.

Namun mudah-mudahan penelusuran yang dalam dan jeli dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang lebih matang dan punya potensi besar lebih berhasil dari sekedar dari sebatas IPK. Bagi clon karyawan, terus kembangkan kemampuan, IPK bukan satau-satunya standar keberhasilan mencapai masa depan yang lebih baik.


Sumber : dari berbagai sumber

"Bang" Obama Pecahkan Rekor Biaya Iklan Politik TV Terbesar Di Dunia

Spektakuler, luar biasa. Kampanye Barack Obama menyiarkan iklan politik selama setengah jam di tiga jaringan televisi utama Amerika, Rabu (29/10) waktu setempat. Pariwara, yang diudarakan CBS, NBC, dan Fox, pukul 20.00 waktu Pesisir Timur Amerika (Kamis pagi Indonesia), menelan biaya 6 juta dollar AS (sekitar Rp 57 miliar).

Biaya itu dilaporkan akan menjadikan iklan politik itu menjadi yang paling mahal dalam sejarah pariwara politik di Amerika Serikat. Ini kali pertama sejak tahun 1992, ketika calon independen Ross Perot membeli beberapa slot 30 menit, calon presiden memilih menggunakan format ini.

Cara kampanye ini tidak umum selama beberapa dasawarsa, akibat biaya luar biasa yang diperlukan, dan dari tahun 1992 sampai kini belum ada calon penguasa Gedung Putih bisa menyaingi pengeluaran besar Ross Perot.

Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini akan diikuti dengan rapat umum bersama mantan presiden Amerika, Bill Clinton, di Florida. Gebrakan komunikasi politik yang dilakukan oleh Barack Obama ini merupakan suatu hal yang luar biasa besar.

Di antara jaringan televisi besar, hanya ABC yang tidak menayangkan iklan dengan durasi setengah jam itu. Jaringan televisi Fox memutuskan bahwa salah satu acara olahraga terpenting di Amerika, yaitu pertandingan baseball World Series, akan ditunda untuk mengakomodasi tayangan iklan Obama.

Iklan tersebut dibuat selama berminggu-minggu dan tim kampanye Obama mengeluarkan dana beberapa juta dollar untuk penayangan iklan di televisi. Namun, pengeluaran tersebut hanya sebagian kecil dari dana yang terkumpul karena jutaan dollar dana setiap hari masuk ke kantong tim kampanye Obama.

Saingan Obama, John McCain, yang tidak bisa membuat iklan besar-besaran seperti itu, memanfaatkan hal tersebut untuk menyerang Obama. Kepada para pendukungnya, McCain mengatakan, "Ketika saya menjadi presiden, tak seorang pun akan menunda pertandingan baseball World Series karena iklan seperti itu".


Sumber : kompas.com

Dampak Krisis, Waspadai Pembayaran Kartu Kredit

Dampak dari krisis keuangan dunia mulai berimbas, hal ini nampak dari BI yang menaikkan tingkat suku bunga. Kenaikan BI rate sudah diikuti perbankan yang ikut menaikkan tingkat suku bunga kartu kredit. Nah inilah yang perlu diwaspadai.

Kenaikan suku bunga kartu kredit sekarang ini naiknya antara 1 sampai 4 persen dan kebanyakan digunakan untuk konsumsi, kata Kresnayana Yahya. Karena itu pemegang kartu kredit harus hati-hati.
Bagi pemilik usaha harus pandai-pandai mengendalikan cash management. Masyarakat memiliki 2 pilihan, jika mempunyai uang di bank, tagihan kartu kredit segera bayar. Atau kalau bulan ini dipakai, ada waktu 1 bulan lalu ditagih segera bayar penuh. Karena kalau tidak jumlah tagihan bisa sangat membesar di belakang, akibat kenaikan suku bunga kartu kredit yang mencapai 4 persen.

Untuk menghadapi krisis keuangan yang terjadi sekarang ini Kresnayana Yahya mengimbau masyarakat menyikapinya dengan hati-hati dengan merencanakan kegiatan secara matang dan jangan ikut-ikutan.

Sumber : suarasurabaya.net

Makna Kurs Rupiah 10.000

Mata uang dollar terus menguat terhadap mata uang asing di tengah-tengah krisi keuangan yang melanda sebagian besar dunia. Tidak terkecuali rupiah, pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar AS terus dipantau Bank Indonesia.

Namun BI tidak terlalu mengkhawatirkan pelemahan rupiah."Apa istimewanya rupiah 10.000?" ujar Gubernur Bank Indonesia Boediono usai Salat Jumat di kantor BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (24/10/2008).

Pernyataan itu keluar dari mulut mantan menko perekonomian ini ketika ditanya wartawan mengenai pengaruh pelemahan rupiah yang hampir menembus Rp 10.000 per dolar AS.

Boediono menuturkan mata uang dolar AS kini memang tengah perkasa terhadap mata uang asing, Indonesia juga terpengaruh. "Sekarang dolar menguat lho kepada banyak mata uang asing, rupiah itu konteksnya mata uang lain, kita tidak bisa melawan arus besar," ujarnya.

"BI tetap terus memantau pasar karena sedang melonjak-lonjak, pengamanannya terus dilakukan," ujarnya.

Cadangan devisa juga juga terus digunakan untuk melakukan intervensi di pasar mata uang. "Yang namanya cadangan pasti dipakai. Kadangkala dipakai cadangan kan begitu," ujarnya.

Saat ini likudiditas dolar di banyak negara itu berkurang karena dolarnya dibawa kembali ke negara asalnya. "Masalahnya itu bukan dari kita," tegas Boediono.

Rupiah bisa menguat kalau masalah kekurangan likuiditas di pasar global membaik. Sekarang di dunia mengalami 2 masalah keuangan yakni volatilitas dan kekurangan likuiditas terutama devisa.

"Itu yang kemudian membuat dampak yang kedua lebih parah yaitu resesi ekonomi dampak yang pertama ini harapan saya jangka pendek dalam waktu dekat bisa selesai atau bisa tenang kembali kembali ke keadaan normal suplai likuiditas cukup kita harapkan semua ikut enak. Nah yang resesi ini jangka panjang," ujarnya.

Sumber : detik finance

Tujuh Brand Unilever Meraih Platinum IBBA Awards 2008

Siapa tak kenal Unilever, berbagai produk dan brand telah diciptakan. Namun membesarkannya tidaklah mudah. Unilever Indonesia telah membuktikan khususnya tahun 2008 ini 8 brand meraih penghargaan Indonesian Best Brand Awards (IBBA).Penghargaan Indonesian Best Brand Awards (IBBA)adalah penghargaan yang diberikan setiap tahun oleh majalah SWA bekerjasama dengan lembaga konsultan Mars, ditujukan bagi brand-brand di Indonesia yang menjadi pilihan utama konsumen.

Indonesian Best Brand Awards (IBBA), penghargaan yang diberikan setiap tahun oleh majalah SWA bekerjasama dengan lembaga konsultan Mars, ditujukan bagi brand-brand di Indonesia yang menjadi pilihan utama konsumen.

Tujuh brand ULI memenangkan Platinum IBBA Award, yaitu penghargaan yang diberikan kepada brand yang telah lima tahun berturut-turut menjadi pilihan utama konsumen. Ketujuh brand tersebut adalah :

1.Sunlight (kategori sabun cuci piring)
2.Pepsodent (kategori pasta gigi)
3.Lux (kategori sabun cair)
4.Lifebuoy (kategori sabun padat)
5.Sunsilk (kategori sampo)
6.Pond’s (kategori pemutih wajah)
7.Citra (kategori H&B lotion).

Sementara itu, tahun ini Pond’s juga memenangkan Golden IBBA Award di kategori pelembab wajah, karena tiga tahun berturut-turut menjadi pilihan utama konsumen. Bango memenangkan IBBA Award di kategori kecap.

Setiap upaya keras dan sungguh-sungguh tentu membuah hasil yang bermanfaat bagi perusahaan dan konsumen. Semoga menjadi inspirasi bagi brand-brand lainnya untuk selalu dekat dan menarik hati konsumen.

Sumber : unilever.co.id

10 Film Adaptasi Terbaik Indonesia

Belakangan ini marak sekali film Indonesia yang mendapat perhatian luar biasa dari masyarakat. Diantaranya adalah film-film yang bersumber dari adaptasi buku atau novel. Di Indonesia, ide untuk mengangkat novel dari berbagai genre sebagai bahan cerita sudah sejak lama dilakoni para produser. Beberapa di antaranya bahkan mampu meraih sukses yang fenomenal dengan menjaring banyak penonton. Jikalau di abad lalu skalanya masih ratusan ribu, di abad ini ukurannya sudah berjuta-juta.

Namun indikator sukses bukan hanya dari sisi jumlah penonton. Salah satunya adalah apakah image film tersebut menancap di dalam benak? Sebut saja sosok Gie misalnya, tokoh antihero yang dihidupkan oleh sineas Riri Riza ini dikenal dengan semangat anti korupsi yang selalu diteriakkannya. Hingga ajalnya menjemput, perilaku korupsi memang tak pernah habis namun semangat untuk memberantasnya masih tetap tinggal di dalam dada. Tengok juga Jaka Sembung. Pendekar asal Indramayu ini bernasib ironis. Namanya masih disebut-sebut, sekalipun oleh mereka yang belum pernah membaca novel grafisnya atau menonton filmnya, namun untuk sekadar berkelakar semata.

Tetapi efek yang paling dahsyat ternyata dialami oleh Rano Karno. Ketika kecil bermain dalam film besutan sutradara Sjuman Djaya sebagai si Doel. Ketika dewasa, Rano kembali mengangkatnya ke layar kaca dan meraih sukses hingga diputar hingga berseri-seri. Tak dinyana, nama Rano kemudian bermetamorfosis sebagai si Doel, bukan lagi Galih idola remaja akhir 1970-an. Berkat modal popularitas inilah Rano percaya diri untuk bertarung di ranah politik. Adakah publik ingat akan Aman Datuk Madjoindo, sastrawan pencipta karakter si Doel?

Kali ini Cinema 21 menurunkan laporan film-film adaptasi dari karya fiksi maupun non fiksi.
1. Ayat-ayat Cinta (Hanung Bramantyo) 2008Novel Ayat-ayat Cinta (Habiburrachman El Shierazy)
Lepas dari segala kontroversi yang menyertainya, film ini sukses secara komersial. Entah kapan rekor film yang mencetak nyaris 4 juta penonton ini bisa terlewati lagi. Sukses lain yang menyertainya adalah hadirnya ceruk pasar yang sama sekali baru, pasar yang selama ini tak pernah disentuh oleh produser. Novel karya kang Abiek ini an-sich memang sebuah modal yang ampuh untuk diadaptasi ke layar lebar lantaran laris manis bak kacang goreng. Dan produser MD Pictures yang beruntung meminang karyanya untuk dibuatkan sebagai produk layar lebar. Dan hasilnya? Bisa dibayangkan sendiri terhadap sang empu: Hanung Bramantyo.

2. Gie (Riri Riza) 2005
Buku Catatan Harian Seorang Demonstran (Soe Hok Gie)
Sebuah adaptasi lepas lantaran Riri Riza masih harus riset di sana-sini untuk membuat skenario idealnya. Film ini sempat tercatat sebagai film termahal yang pernah dibuat di tanah air. Maklumlah, rumah produksi Miles Films memang tak mau tanggung-tanggung mencarikan ongkos produksi di atas Rp 7 milyar, konon membengkak hingga dua kali lipat, untuk mewujudkan film biopik ini. Menjadi menarik lantaran mengusung gagasan besar di dalamnya. Isu korupsi yang dituturkannya tetap marak hingga kini. Uniknya, aktor Nicholas Saputra konon tak mirip dengan Gie, namun aktingnya dianggap cukup untuk memperoleh Piala Citra lewat kategori aktor utama.

3. Eiffel...I’m in Love (Nasry Cheppy) 2003
Novel Eiffel...I’m in Love (Rachmania Arunita)
Era tahun 2000-an novel renyah teen-lit dan chick-lit melanda dunia sastra. Tak pelak ini ide yang bernas untuk produksi film. Pun yang terjadi di sini. Novel iseng-iseng karya Rachmania Arunita diangkat ke layar lebar dan sukses besar hingga dibikin versi revisi atau extended. Sukses ini mengilhami produser lainnya untuk mengadaptasi novel sejenis diangkat ke layar lebar. Namun tak ada yang mampu menyamai sukses yang diraih duet Samuel Rizal-Shandy Aulia. Tak hanya sampai di sana, rumah produksi film ini kemudian juga membuat film-film lain dengan resep yang nyaris sejenis: sepasang remaja dilanda cinta dan berlanjut dengan jalan-jalan ke luar negeri.

4. Arini (Masih Ada Kereta yang Akan Lewat) (Sophan Sophiaan)1987
Novel Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat (Mira W)
Sebuah melodrama yang sukses di ajang festival, terbukti sebuah Piala Citra berhasil disabet Pemeran Utama Wanita Widyawati serta beberapa unggulan untuk kategori lainnya. Kemudian sukses pula di pasar, terlaris IV di Jakarta hingga memperoleh Piala Antemas, FFI 1988. Kendati sumber ceritanya berasal dari karya penulis perempuan yang kental berbicara soal cinta, sutradara Sophan Sophiaan dengan jeli mampu menangkap film sebagai medium suara hatinya. Namun kali ini dengan cara lebih halus.

5. Lupus (Tangkaplah Daku Kau Kujitak) (Achiel Nasrun) 1987
Novel Lupus (Hilman Hariwijaya)
Awalnya adalah kisah bersambung di majalah Hai. Sebuah representasi sosok remaja era 80-an dengan gaya ngocol dan style rambut a la John Taylor, personil Duran Duran. Konon, Lupus sendiri merupakan personifikasi dari sang penulis, Hilman Hariwijaya. Lantaran sukses, sekuelnya segera menyusul. Pun dengan epigonnya yang coba-coba muncul. Almarhum Ryan Hidayat, sang pemeran Lupus tak pelak segera menjadi idola baru di zamannya.

6. Jaka Sembung Sang Penakluk (Sisworo Gautama Putra) 1981Novel grafis Jaka Sembung
Banyak novel grafis lokal yang diadaptasi ke layar lebar. Namun nama Jaka Sembung yang paling melekat kuat bahkan hingga generasi masa kini. Buktinya, idiom Jaka Sembung Bawa Golok selalu disebut-sebut, padahal belum tentu mereka pernah membaca ceritanya ataupun menonton filmnya. Sebagai sebuah film, sosok Jaka Sembung patut digolongkan sebagai film cult, lantaran sungguh kaya dengan tipuan kamera. Setidaknya, ini merupakan salah satu film yang mengharumkan nama bangsa berkat teknologi yang diusungnya: kepala yang sudah putus bisa bersatu kembali dengan tubuh. Ini yang dinamakan ajian Rawerontek.

7. Gita Cinta dari SMA (Arizal) 1979
Novel Gita Cinta dari SMA (Eddy D Iskandar)
Galih dan Ratna adalah sepasang nama yang abadi di benak remaja era 1970-an akhir. Ya, tokoh usia belasan ini adalah inspirasi cinta yang melegenda macam tembang yang pernah dilantunkan oleh almarhum Chrisye. Setelah meraih sukses di pasaran, segera dilanjutkan dengan sekuel Puspa Indah Taman Hati. Tokoh Galih adalah sosok remaja selengean rekaan Eddy D Iskandar yang lekat benar dengan sosok Rano Karno. Sejatinya masih banyak lagi karyanya yang juga diadaptasi ke layar lebar. Namun tidak pernah ada yang sesukses ini.

8. Badai Pasti Berlalu (Teguh Karya) 1977
Novel Badai Pasti Berlalu (Marga T)
Sebuah kisah drama romantis yang laris manis. Lebih tepat lagi jika disebutkan sebagai balada yang tragis. Idiom yang dipakai judul film ini sungguh beken, saking ngetopnya sering dikutip sebagai bagian dari pidato pejabat pemerintah. Bukan hanya filmnya, album soundtracknya pun tetap abadi hingga saat ini. Bahkan ketika film ini diremake 20 tahun kemudian oleh sutradara Teddy Soeriaatmadja, album soundtracknya turut pula didaur ulang oleh komposer Andi Rianto dengan langgam yang beraneka. Sedangkan nama Marga T menjadi bagian dari gelombang penulis wanita yang karyanya kerap dipakai sebagai amunisi untuk diadaptasi ke layar lebar. Yang lainnya ada Titie Said, Ike Supomo atau Mira W.

9. Cintaku di Kampus Biru (Ami Prijono) 1976
Novel: Cintaku di Kampus Biru (Ashadi Siregar)
Film drama percintaan dengan latar belakang kampus ini merupakan salah satu fim yang melambungkan nama Roy Martin, bintang muda film nan ganteng kala itu. Selain Roy, film ini juga dibintang oleh Rae Sita dan Yati Octavia.Film yang tidak terjebak pada streotipe film-film percintaan anak muda seperti pada sinetron-sinetron dewasa ini termasuk laris manis saat itu, terlaris ketiga pada 1976 dengan jumlah penonton 168.456 orang. Konon, menurut antropolog Karl G. Heider, Kampus Biru merupakan film Indonesia pertama dengan adegan ciuman di bibir secara penuh.

10. Si Doel Anak Betawi (Sjuman Djaya) 1973

Novel Si Doel Anak Betawi (Aman Datoek Madjoindo)
Si Doel adalah sebuah merek dagang yang sungguh menancap di dalam benak, bahkan bertahun-tahun setelah dirilis. Sang pemeran, Rano Karno kemudian melanjutkannya dengan membuat versi televisi. Inipun masih mampu meraup sukses besar di pasaran hingga dilanjutkan dengan sekuel demi sekuel. Sukses aktor Rano Karno yang identik dengan sosok si Doel masih belum berhenti sampai di sana. Popularitas itu yang mengantarkannya pula untuk wara-wiri di singgasana politik. Bung Sjuman sebagai sutradara rupanya lebih berhasil menghidupkan karakter si Doel ketimbang sang penulis novel.


Sumber : 21cineplex.com/

Hewlett Packard Komitmen Pada Pelestarian Lingkungan

Kepedulian terhadap lingkungan menjadi perhatian masyarakat dunia termasuk perusahaan-perusahaan. Salah satunya Hewlett Packard. Sudah sejak lama Hewlett Packard (HP) terdepan dalam hal pelestarian lingkungan. Setelah optimal melakukan program Corporate and Social Responsibility, inovasi teknologi printer dan Supplies yang efisien, recycle, dan reuse. HP tetap berkomitmen untuk melakukan perubahan terhadap lingkungan menjadi lebih baik.

Beberapa langkah jangka panjang dari HP untuk memperbaiki lingkungan alam,
yaitu :
  • Energy and Resource Saving, langkah tepat dalam menanggulangi pencemaran lingkungan dengan mengurangi sampah buangan hasil mencetak kertas dengan printer HP.
  • "Digitally green" alternatives, dukungan HP terhadap penyajian buku, media massa, dan surat-surat yang disajikan ke dalam format digital.
  • Reuse & Recycling, tahun 2008 HP menetapkan 250 juta unit produk Inkjet dan Cartridges yang dihasilkan dari proses daur ulang.
  • Untuk menekan tingkat pencemaran terhadap lingkungan yang dihasilkan dari proses mencetak kertas, HP menyusun program ramah lingkungan, diantaranya :
  • Design for Environment, menggunakan material yang tepat guna, mengurangi bahan baku dalam produk HP, memakai bahan yang dapat didaur ulang, menciptakan produk yang dapat diaplikasikan ke berbagai kebutuhan.
  • Manufacturing, memastikan proses produksi yang berdampak kecil terhadap lingkungan.
  • Use, mengurangi angka cetakan yang gagal hingga harus mencetak ulang, dan efisien bahan baku dalam proses mencetak kertas.
  • End of Life Management, menjadikan Original HP Supplies sebagai produk yang mudah diaplikasikan, menjadi solusi terbaik bagi proses daur ulang, walaupun dengan sistem yang ramah lingkungan kehandalan dan kualitas cetak Original HP Supplies tetap dipertahankan.

Sumber : hp.com

PEMAHAMAN KINERJA KARYAWAN

Penilaian kinerja karyawan adalah masalah penting bagi seluruh pengusaha. Namun, kinerja yang memuaskan tidak terjadi secara otomatis, dimana hal ini akan terjadi dengan menggunakan sistem penilaian manajemen yang baik. Sistem manajemen kinerja (performance management system) terdiri dari proses-proses untuk mengidentifikasi, mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan dan memberi penghargaan terhadap kinerja para karyawan yang dipekerjakan.

Sistem manajemen kinerja adalah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi, mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan dan memberi penghargaan terhadap kinerja karyawan.

Mengidentifikasikan Dan Mengukur Kinerja Karyawan

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain adalah :
1. Kuantitas output
2. Kualitas output
3. Jangka waktu output
4. Kehadiran di tempat kerja
5. Sikap kooperatif

Tampaknya dimensi lainnya dari kinerja mungkin tepat untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, tetapi yang didata ini adalah yang aling umum. Nmun demikian penilaian ini bersifat umum karena setiap pekerjaan mempunyai kriteria pekerjaanyang spesifik, atau dimensi kinerja kerja yang mengidentifikasikan elemen-elemen paling penting dari suatu pekerjaan.

Standar kinerja menjelaskan tingkat-tingkat kinerja yang diharapkan , dan merupakan bahan perbandingan, tujuan atau target tergantung dari pendekatan yang diambil. Standar kinerja yang realistis, terukur, dan mudah dipahami, menguntungkan baik bagi organisasi maupun bagi karyawan. Standar kinerja mendefiniskan tentang pekerjaan yang tergolong memuaskan. Adalah penting untuk menetapkan standar-standar sebelum pekerjaan itu tampil sehingga semua yang terlibat akan memahami tingkat kinerja yang diharapkan.

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaannya ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasinnya dengan karyawan. Penilaian demikian disebut sebagai penialian karyawan, evaluasi karyawan, tinjauan kinerja, evaluasi kinerja dan penilaian hasil.


Sumber : Robert L. Mathis dan John H. Jackson
Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Jilid 2, Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Tentang Karir Karyawan

Karier adalah urutan posisi yang terkait dengan pekerjaan yang diduduki seseorang sepanjang hidupnya. Orang-orang mengejar karier untuk memenuhi kebutuhan-individual secara mendalam.

Perencanaan karier, ada dua sudut pandang yang berbeda. Perencanaan karier dapat bersifat terpusat pada organisasi, pada individu, atau pada keduanya. Perencanaan karier yg terpusat pada organisasi,memfokuskan pada pekerjaan-pekerjaan dan pada pembangunan jalur karier yang menyediakan tempat bagi kemajuan dari orang-orang, diantara berbagai pekerjaan yang ada dlam organisasi. Jadi menduduki jalur-jalur posisi atau kedudukan yang ada dalam perusahaan.

Perencanaan karier yang terpusat pada individu, memfokuskan pada karier individual daripada kebutuhan organisasi. Hal ini dilakukan karyawan sendiri, dan ketrampilan individual menjadi fokusnya. Analisis ini mempertimbangkan situasi baik dalam maupun di luar organisasi yang dapat mengembangkan karier seseorang.

Empat kararkteristik individual mempengaruhi bagaimana orang-orang membuat karir mereka:
  1. Minat : orang cendeung mengejar karir mereka yakini cocok dengan minat mereka.
  2. Jati diri: Karir merupakan perpanjangan dari jati diri seseorang, juga sebagai hal yang membentuk jati diri.
  3. Kepribadian : Faktor ini mencakup orientasi pribadi karyawan (contoh: apakah karyawan bersifat realistis, menyenangkan, artistic) dan kebutuhan individual (termasuk afiliasi, kekuasaan, dan kebutuhan berprestasi)
  4. Latar belaknag social : status social ekonomi dan tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua si karyawan merupakan beberapa factor yang termasuk dalam kategori ini.


Sumber :Robert L. Mathis dan John H. Jackson
Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Jilid 2, Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Meraih Pelanggan Di Segmen Komunitas

Komunitas bila digarap serius mampu menciptakan peluang pasar dengan tingkat loyalitas tinggi. BissTel bisa menjadi contoh keberadaan komunitas yang digarap operator.

Setiap operator butuh strategi marketing mujarab untuk bisa terus eksis di tengah kerasnya kompetisi. Selain strategi terjun ke retail, para operator punya jurus lain seperti masuk ke pasar segmen korporat. Tapi belakangan pasar korporat pun sudah terasa jenuh. Hanya beberapa operator besar yang mampu menembus skala ekonomi di segmen ini. Namun dibalik itu, peluang menciptakan strategi baru masih terbuka lebar, salah satunya dengan memilih pasar komunitas.

Salah satu contoh produk berbasis komunitas adalah BissTel (Bismillah Telekomunikasi) yang hadir sejak 25 Agustus 2007. BissTel yang dimiliki oleh KH (Kyai Haji) Nadjib Sungkar B.A.M.S adalah produk komunitas selular pertama di Tanah Air. ”Niat kami mendirikan BissTel untuk membangun silaturahmi dan kerukunan antar anggota Keluarga Besar Bismillah dan seluruh bangsa Indonesia dari semua golongan yang tersebar dipelosok Tanah Air. Yang menjadi pemahaman kami, telekomunikasi adalah kunci silaturahmi antar umat,” ujar KH. Nadjib yang sekaligus pendiri dan Ketua Umum Keluarga Besar (KB) Bismillah.

Yang cukup menarik, meski BissTel berlabel komunitas Islam, menurut KH. Nadjib banyak pengguna BissTel yang berasal dari kelompok komunitas lain diluar Keluarga Bismillah, bahkan dari lintas golongan dan agama pun banyak yang memakai BissTel. Ulama asal Solo – Jawa Tengah ini menyebut anggota KB Bismillah antusias sekali dengan BissTel. ”Selain kualitas jaringan yang baik, umat juga merasa senang, sebab semua bisa berkomunikasi langsung kapan saja dengan saya,” ujar Pak Kyai. Ia pun mengaku siap menerima silaturahmi via ponsel 23 jam dalam sehari.

BissTel sendiri sebenarnya adalah produk PT. Smart Telecom. Namun dalam pemasaran memiliki desain bungkus kartu perdana dan voucher fisik berbeda. Sesuai logo KB Bismillah, kombinasi warna di paket kartu perdana sarat dengan warna hijau. Walau demikian, desain kartu RUIM dan jenis nomernya serupa dengan kartu Smart pada umumnya. ”Mengenai tarif juga tak ada perbedaan dari tarif reguler Smart, begitu pula voucher reguler Smart bisa di reload ke kartu BissTel. Kami juga menilai penting hadirnya layanan tambahan, di BissTel saat ini telah tersedia info SMS doa yang di bulan Ramadhan akan diberikan gratis,” ujar KH. Nadjib.

Mengapa memilih bermitra dengan PT Smart? KH. Nadjib menjelaskan antara KB Bismillah dan Grup Sinar Mas (holding PT. Smart) telah memiliki sejarah kerjasama panjang, dan menghasilkan produk BissQua dan BissOil. Grup Sinar Mas sendiri adalah bagian dari KB Bismillah. Saat ditanya seputar jumlah pengguna, KH Najib rupanya belum berkenan menjelaskan, ”Yang jelas pertumbuhan pengguna BissTel cukup pesat, setiap ada pembangunan a BTS baru, di wilayah itu BissTel selalu habis terjual. Target kami, Insya Allah, sampai akhir tahun ini adalah 1 juta pelanggan,” kata Pak Kyai yang fasih berlogat Jawa. ”Operator baru memang cenderung lebih leluasa untuk menciptakan inovasi marketing yang unik, salah satunya berkat ketersediaan kapasitas jaringan yang besar,” kataYofa Pratama, Special Project Account Manager PT. Smart Telecom.

Keyakinan KH. Nadjib bisa jadi bukan tanpa alasan. KB Bismillah mengaku memiliki 8.557.000 umat yang tersebar di seluruh Tanah Air. Jaringan Keluarga Besar ini mencakup 142 pondok pesantren, 378 masjid dan 181 madrasah. Untuk saat ini konsentrasi pengguna BissTel sebagian besar berada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Berikutnya akan merambah ke Sumatera dan Kalimantan.

Meski menjalankan bisnis retail, BissTel tak melupakan sisi amal, yakni setiap penjualan produk BissTel sudah ada zakatnya 2,5 persen yang akan dibagikan ke kaum dhuafa dan anak yatim-piatu. Sistem penjualan produk BissTel juga mengadopsi sistem penjualan berbasis syariah. Selain mengandalkan pola distrubisi di gerai-gerai Smart, BissTel juga memiliki beberapa kantor cabang yang ada di beberapa kota besar. Soal konten, walau BissTel masih sederhana, BissTel telah menyiapkan layanan mobile commerce dan fungsi akademis ke depan.

Sumber : selular.co.id

Pentingnya Teknologi Informasi Layanan (Service Orientation Architecture) Bagi Perusahaan – Part 2 (Finish)

Artikel manajemen ini adalah melanjutkan penulisan sebelumnya.

Tata kelola dan implementasi bertahap

Langkah kedua yang perlu dipertimbangkan adalah membangun semacam tata kelola SOA atau SOA governance. Hal ini diperlukan untuk mengoordinasikan aktivitas pengembangan services, khususnya yang dilakukan sebuah entitas bisnis yang besar.

Sebuah perusahaan dengan ratusan atau bahkan ribuan developer peranti lunak membutuhkan sebuah pendekatan pengembangan (peranti lunak) bersama untuk menjaga konsistensi dan interoperabilitas antar berbagai services. Para pengembang peranti lunak di unit bisnis yang berbeda lokasi perlu mengetahui services apa yang tersedia. Penggunaan kembali (reuse) kode-kode peranti lunak pun perlu dikedepankan sebagai suatu kebijakan. Untuk mewujudkan hal ini, sebuah kelompok yang khusus mengurusi arsitektur peranti lunak bisa jadi pertimbangan.

Thomson Learning, sebuah grup pemasaran global milik konglomerat media elektronik Thomson Corp misalnya, membentuk semacam architecture council yang menyediakan panduan bagi para pengembang peranti lunaknya. Dewan ini terdiri dari sekelompok enterprise architects berasal dari berbagai unit bisnis Thomson Learning. Tugasnya menyediakan panduan desain dan implementasi teknologi SOA kepada para pengembang peranti lunak di perusahaan itu.

Mereka senantiasa berkomunikasi langsung dengan para pengembang peranti lunak, serta menerbitkan semacam ”cetak biru” untuk merancang services yang dibangun dengan pendekatan SOA, serta mendorong penggunaan common resources berisi services yang sudah dikembangkan. Tujuannya agar pengembangan service yang tengah berjalan bisa berlangsung konsisten.

Tata kelola SOA yang baik juga akan mengurangi risiko ketidakserasian service dan upaya pengembangan yang terlalu berlebihan. Ketika suatu pengembangan peranti lunak tidak terkendali, terjadi duplikasi sourcing code yang berlebihan. Seperti dikatakan Prashanth Ajjampur, vice president of architecture, The Hartford Financial Service Group Inc., duplikasi semacam ini akan berlawanan dengan prinsip reuse yang menjadi manfaat utama SOA.

Selain itu, Ajjampur juga menyarankan perusahaan-perusahaan yang baru mengadopsi SOA untuk memulainya dengan sebuah proyek kecil yang pengelolaannya lebih mudah. Dengan pendekatan seperti ini, sebuah perusahaan bisa memperlihatkan dan merasakan manfaat SOA dengan cepat, serta meraih dukungan manajemen untuk proyek-proyek SOA selanjutnya.

Namun, meski proyek awal SOA ini kecil, para pelaksana tetap harus memiliki big picture ketika mereka memulai proyek-proyek SOA selanjutnya. Untuk itu, menurut Ajjampur, perusahaan bisa memulai dari komponen-komponen dasar yang nantinya akan banyak digunakan kembali. “Untuk itu Anda harus memahami kebutuhan-kebutuhan bisnis yang lebih luas,” ujarnya.

Membuat catalog of services
Ketika sebuah perusahaan memperluas portfolio services-nya, tentunya mereka membutuhkan sebuah mekanisme untuk melacak aset peranti lunak. Untuk itu, para pengguna SOA perlu memiliki semacam catalog of services. Fungsinya mirip dengan direktori atau buku YellowPages dimana para pengembang bisa mengetahui services yang sudah ada sehingga duplikasi pun dapat terhindari.

Sejumlah vendor peranti lunak sudah merilis solusi-solusi katalog SOA ini ke pasar. Mercury Interactive Corp. misalnya sudah merilis Systinet Registry. Sementara vendor-vendor SOA lainnya seperti SOA Software Inc. dan IBM Corp. pun menawarkan solusi service registry, yang memungkinkan para pengembang peranti lunak mempublikasikan services, menyusunnya sesuai kategori dan mencari services yang diinginkan dengan mekanisme pencarian tertentu.

Bahkan, vendor SOA pun sudah menyediakan katalog yang “sudah jadi”, tinggal digunakan sesuai kebutuhan perusahaan. IBM misalnya, memiliki apa yang dinamakan sebagai IBM SOA Business Catalog. Solusi ini memungkinkan pengguna mencari informasi tentang asset SOA atau services, seperti kombinasi kode piranti lunak, intellectual property dan best practises, yang digunakan untuk menyelesaikan beragam permasalahan bisnis yang spesifik.

IBM SOA Business Catalog ini diharapkan akan memuat 3.000 asset SOA, yang mencakup lebih dari 15 industri. Katalog ini menuntun perusahaan pengguna SOA ke piranti lunak IBM atau Mitra Bisnis IBM yang sesuai, termasuk process template, web services, tools dan adapters, serta keterangan bagaimana peusahaan dengan mudah mendapatkan dan mengintegrasikan semua layanan TI ini ke dalam infrastruktur TI yang sudah ada.

IBM SOA Business Catalog ini akan terhubung dengan WebSphere Service Registry and Repository (WSRR), sehingga memungkinkan asset piranti lunak untuk dikatalogkan dan disimpan di sebuah repository.

Menguji dan memonitor services
Seperti pemaparan di atas, suatu service mungkin akan digunakan sekaligus oleh beberapa aplikasi. Untuk itu, pengujian mutlak diperlukan. Karena sebuah service bisa digunakan oleh beberapa aplikasi sekaligus, satu perubahan saja atau bug fix di satu service dapat menimbulkan efek beruntun. Untuk itu, perusahaan-perusahaan yang menerapkan SOA perlu memahami seluruh ketergantungan services dan aplikasi-aplikasi yang menggunakannya.

Setelah itu, ketika sebuah service sudah go live pun perusahaan tetap perlu memantau performanya. Tata kelola saat run-time pun diperlukan. Nah, di sinilah perusahaan memerlukan bantuan peranti lunak services-management. Solusi ini memonitor services setelah selesai dirancang, diujicoba dan digelar.

Menurut Redshaw dari Motorola, perilaku services ini berbeda dengan program-program aplikasi tradisional, sehingga cara mengelolanya pun berbeda. Sebuah peranti services-management misalnya, memperhatikan faktor ketergantungan antara services yang digunakan kembali. Perubahan pada satu services akan mempengaruhi setiap aplikasi yang memanfaatkannya. Produk services-management secara otomatis menemukan interdependensi di antara services ini.

MedicAlert misalnya, menggunakan peranti lunak run-time governance buatan Amberpoint Inc. untuk memonitor kinerja services ini. Peranti lunak itu memungkinkannya melacak kinerja ketika aplikasi berada pada beban puncak dan melakukan sejumlah penyesuaian.
Menurut Mercado dari MedicAlert, peranti services management seperti ini juga bisa menyediakan fungsi failover otomatis. Jadi, ketika sebuah services gagal berfungsi, service¬ back-up akan berjalan. Selain Amberpoint, peranti services-management juga tersedia dari vendor-vendor seperti Progress Software dan SOA Software.

Kolaborasi TI dan bisnis
Seperti halnya inisiatif TI lainnya, SOA pun membutuhkan kerjasama erat antara departemen TI dengan lines of business perusahaan. Karena, bagaimanapun juga, seperti dikatakan Ajjampur dari Hartford, sebuah service didefinisikan sesuai dengan suatu kebutuhan spesifik bisnis. “Untuk membangun SOA seutuhnya, Anda perlu memahami apa yang ingin dicapai pengelola bisnis,” ujarnya.

Agar kolaborasi TI – bisnis ini berjalan lancar, sejumlah perusahaan melakukan pendekatan yang berbeda-beda. Thompson Learning misalnya membentuk semacam dewan yang terdiri dari para chief technology officer (CTO) dari masing-masing unit bisnis grup perusahaan. Mereka rutin melakukan pertemuan untuk membuat dan memperbaiki strategi teknologinya berdasarkan strategi masing-masing unit bisnis.

“Dengan cara ini, kami memastikan bahwa strategi teknologi kami sudah sejalan dengan strategi bisnisnya. Sedangkan dari sisi pengembangan peranti lunak, kami pun bisa memastikan bahwa kami memanfaatkan services yang sudah ada dan membuat servicesservices itu,” ujar Ray Lowrey, senior vice president dan CTO di Thomson Learning. sedemikian rupa sehingga memungkinkan penggunaan kembali (reuse)

Sementara itu, Bank of New York juga membentuk semacam dewan enterprise architecture. Dewan ini mengumpulkan para pakar arsitektur dari berbagai aktifitas pengembangan bank, yang biasanya berafiliasi dengan masing-masing lini bisnis. Dewan ini mendorong pengadopsian common services dan juga memainkan peran dalam mengkaji seluruh usulan pengembangan aplikasi. Sebuah proyek pengembangan aplikasi di bank tersebut tidak akan berjalan sebelum arsitekturnya disetujui.

Agar implementasi SOA bisa diterima semua pihak, edukasi para stakeholder pun sangat diperlukan. Perusahaan perlu mengedukasi baik sisi teknologi maupun bisnis perusahaan. Edukasi semacam ini diharapkan juga akan memicu dialog antara kedua pihak, yang nantinya diharapkan juga akan menguak nilai positif SOA dengan lebih cepat.


Sumber : ebizzasia

Pentingnya Teknologi Layanan (Service Oriented Architecture) Bagi Perusahaan - Part 1

Teknologi informasi bagi banyak perusahaan merupakan bagian yang semakin hari semakin berpran penting dalam menunjang performance perusahaan. Oleh karena itu pengelolaannyapun perlu mendapat perhatian yang serius.

Di banyak perusahaan, TI identik dengan cost center. Itulah sebabnya mengapa banyak perusahaan kini menaruh minat pada gagasan SOA (Service Oriented Architecture), yang menjanjikan pengembangan peranti lunak lebih cepat, fleksibel dan hemat biaya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika perusahaan memutuskan untuk melangkah lebih jauh dengan SOA.

Pada dasarnya, SOA adalah arsitektur teknologi informasi yang menitikberatkan pada layanan (services), dimana komponen-komponen peranti lunak dapat digunakan kembali (reused) dan dipadukan kembali (recombined) dengan fleksibel.
Di lingkungan arsitektur peranti lunak berbasis SOA, yang memanfaatkan berbagai mekanisme standar seperti misalnya eXtensible Markup Language (XML), komponen-komponen peranti lunak itu tampil di jaringan menawarkan services, yang kemudian dimanfaatkan aplikasi-aplikasi lainnya. Alhasil, bagi departemen TI, cara ini lebih produktif. Kini mereka bisa dengan mudah mengubah atau membangun services baru tanpa harus membongkar berbagai jenis aplikasi satu per satu.

Filosofi desain peranti SOA memaksa perusahaan untuk membuat reusable service, ketimbang membuat satu aplikasi utuh. Aspek reuse atau penggunaan kembali di dalam SOA ini berdampak pada penghematan biaya, karena para pengembang peranti lunak bisa meminimalkan kode-kode software yang berlebihan, selain waktu pengembangan software juga lebih cepat. Hal ini berarti pula perusahaan bisa lebih siap merespon perubahan kebutuhan kastamer maupun rekanan usahanya.

Alan Goldstein, managing director, divisi technology risk management dan architecture, Bank of New York mengatakan bahwa SOA memungkinkan banknya memangkas 15sampai 20 persen biaya pengembangan dan pengujian aplikasi baru. Waktu pengembangannya pun bisa dipangkas 10 persen.
“Hal yang benar-benar diperhatikan manajemen dan para pengelola bisnis di tempat kami adalah bagaimana menyediakan fungsionalitas yang inovatif kepada kastamer secepat mungkin, bekualitas tinggi dan cost-effective,” ujar Goldstein.
Efisiensi semacam inilah yang menjadi daya tarik utama SOA. Tak heran jika tren SOA belakangan semakin merebak. Perusahaan-perusahaan utama di AS misalnya, kini semakin banyak yang merangkul teknologi SOA.

Perusahaan riset Forrester Research tahun lalu mengeluarkan prediksi bahwa lebih dari separuh perusahaan-perusahaan besar di AS akan menggunakan SOA mulai akhir tahun lalu. Sementara perusahaan-perusahaan yang sudah terlebih dulu memanfaatkan SOA, hampir 70 persennya berniat meningkatkan penggunaannya di masa depan.
Yang menarik, hampir separuh atau sekitar 46 persen perusahaan-perusahaan pengguna SOA tidak hanya melihat teknologi ini sebagai jalan untuk menghemat biaya belaka. Mereka percaya bahwa SOA pun berpotensi memberikan dampak strategis bagi perusahaannya, membantu memperluas partnership, terkoneksi ke kastamer dan suppliernya dengan lebih efektif, dan membuat layanan-layanan baru. IBM, salah satu penyedia teknologi SOA bahkan mengklaim bahwa sekitar dua-per tiga dari 2.700 kastamer SOA-nya menggunakan teknologi ini untuk membangun arus pendapatan baru.
Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik pun dikabarkan mulai menaruh minat pada pendekatan mutakhir pengembangan peranti lunak ini. Setidaknya itu tercermin dari hasil survei yang dilakukan Springboard Research terhadap lebih dari 2.600-an CIO perusahaan-perusahaan di sejumlah negara Asia.

Meski tingkat awareness mengenai SOA di kawasan ini relatif rendah, hanya 21 persen yang paham mengenai konsep di belakang SOA, Springboard memperkirakan tahun 2007 terjadi peningkatan pengadopsian SOA yang cukup signifikan di Asia Pasifik.
Menurut hasil riset Springboard, pasar SOA di Asia Pasifik bakal tumbuh 41 persen di tahun ini, dimana pertumbuhan ini didorong berbagai inisiatif integrasi sistem berbasis SOA dan layanan-layanan konsultasi SOA.

Selain itu, menurut Springboard, peningkatan awareness mengenai SOA, yang disertai dengan meningkatnya tekanan bagi para CIO untuk mengaitkan investasi dengan manfaat bisnis dan menekan biaya pengembangan dan penggelaran aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan baru, juga akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk melakukan investasi pada SOA.

Riset yang dilakukan Springboard juga mengungkap bahwa dari seluruh perusahaan yang sudah menggelar SOA, mayoritas perusahaan atau sekitar 54 persen menggunakan SOA untuk mengintegrasikan aplikasi. Faktor pendorong adopsi SOA terbesar lainnya, sekitar 27 persen perusahaan memanfaatkan SOA untuk menyediakan Web services dan aplikasi-aplikasi Web. Sementara itu, sekitar 9 perusahaan menggunakan SOA untuk melakukan integrasi data di perusahaan dan 9 persen lainnya untuk menyediakan layanan yang dapat di-share ke berbagai bagian di dalam perusahaan.

Merubah paradigma tradisional
Meski SOA menjanjikan begitu banyak manfaat bagi perusahaan, manfaat-manfaat itu tidak datang begitu saja. Di dalam inisiatif SOA terdapat perubahan lifecycle pengembangan peranti lunak tradisional, yang pada akhirnya mengharuskan perusahaan merombak departemen TI-nya. SOA juga membutuhkan koordinasi erat antara TI dan sisi bisnis perusahaan. Artinya, penyesuaian organisasional pun dibutuhkan.
Sejumlah CIO dan system architects yang telah memanfaatkan SOA dalam praktik rancang bangun peranti lunaknya mengungkapkan ada beberapa langkah yang bisa ditempuh agar SOA bisa sukses diterapkan di perusahaan.

Pertama adalah merombak departemen TI. Perusahaan perlu melihat kondisi departemen TI-nya sebelum melakukan proyek SOA. Para software developer mungkin perlu mengikuti pelatihan ulang, dan pengelola TI mungkin perlu memikirkan ulang bagaimana mengelola pembagian tanggungjawab pengembangan peranti lunak.

Menurut Toby Redshaw, corporate vice president, IT strategy, e-business and development di Motorola Inc., SOA membutuhkan perubahan paradigma yang signifikan bagi sebuah IT shop. “Konsep SOA adalah konsep yang lugas, tapi konsep ini membutuhkan learning curve yang terjal bagi mereka yang menerapkannya,” ujarnya.
Seperti telah disebutkan di atas, alih-alih membangun aplikasi yang bersifat monolitik pendekatan SOA menitikberatkan kepada komponen-komponen peranti lunak atau services yang bisa digunakan kembali. Para pengembang peranti lunak yang terbiasa pada praktik-praktik konvensional pun perlu mempelajari bagaimana memecah-mecah coding menjadi bagian-bagian kecil.

Tapi mengubah paradigma pengembang peranti lunak tidaklah cukup. Secara struktural, departemen TI juga kemungkinan perlu diubah. Dari bentuk yang lebih mencerminkan pengembangan aplikasi monolitik, menjadi struktur yang bisa memfasilitasi perancangan services. Pihak IT shop mungkin perlu membagi tugas ke berbagai tim developer yang berbeda-beda, mengingat service yang akan dibangunnya berbentuk komponen-komponen.

Langkah seperti ini ditempuh MedicAlert Foundation International, sebuah organisasi nirlaba dalam bidang kesehatan di Turlock, California, AS. MedicAlert membagi tim pengembang peranti lunaknya menjadi dua kelompok untuk mengakomodasi pengembangan services dengan lebih baik. Satu tim menangani infrastruktur security yang mengontrol siapa-siapa saja yang bisa mengakses services, sementara tim lainnya berkonsentrasi pada pengembangan core business service-nya. Jorge Mercado, manager, service-oriented architecture and software architecture group, MedicAlert beralasan seorang developer sebaiknya tidak ditugaskan untuk mengerjakan keduanya, karena skill set yang dibutuhkan berbeda.


sumber :ebizzasia

Artikel Manajemen Terbaru:

Related Posts with Thumbnails

Free From Artikel Manajemen:

Bidang Marketing:
*Ebook Marketing, "Relationship Marketing Strategy."
Download di sini.


*Jurnal Perilaku Konsumen, Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya.

Download di sini


*Jurnal Perilaku Konsumen, “The Theory of Planned Behavior and Internet Purchasing.”

Download di sini


*Jurnal Perilaku Konsumen, “The Effect of Corporate Image in the Formation of Customer Loyalty.”

(NEW) Tersedia di sini




Bidang Keuangan:

*Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan - Vol. 11 No.3, Januari 2009 - Bank Indonesia
Download di sini.


*Materi Presentasi Pre-Marketing ORI006
Download di sini


*Materi Seminar Prospek Investasi Di Pasar Modal Tahun 2009
Download di sini


*Booklet Perbankan Indonesia Edisi Tahun 2009
Download di sini


*Jurnal Keuangan, "Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham"

Download di sini

*Buku Panduan Indeks Harga Saham BEI

Download di sini




Bidang Sumber Daya Manusia:

Jurnal Sumber Daya Manusia, “Four Factors of Transformational Leadership Behaviour."

Download di sini

*Jurnal Sumber Daya Manusia, “Work Environment Effects on Labor Productivity : An Intervention Study in a Storage Building"

Download di sini

*Ebook, "What Type Are You ?"

Download di sini



Info Beasiswa:
Brosur Beasiswa Pembangunan Australia (ADS)
Beasiswa Unggulan Diknas

Link Blog Artikel Marketing: