Menurut analis Pasar Modal Sem Susilo kepada inilah.com. Menurut Sem, situasi ekonomi Amerika saat ini memungkinkan IHSG bertumbuh. Hal ini terkait kapasitas Amerika, yang terdiri dari negara-negara federasi, secara psikologis lebih solid.
"Apalagi dibandingkan dengan Uni Eropa yang terdiri dari negara-negara mandiri. Maka katalis AS masih lebih memungkinkan bagi pertumbuhan IHSG," katanya di Jakarta, Kamis (3/1/2013).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2013 masih akan bergerak moderat dengan pertumbuhan 15%. Salah satu pemicunya adalah disepakatinya Undang-Undang baru untuk menghindari jurang fiskal AS.
Seperti diketahui, Amerika Serikat berhasil meloloskan undang-undang (UU) untuk mencegah kenaikan pajak dan menunda pemotongan secara besar-besaran selama dua bulan. Ini diartikan bahwa AS telah berhasil melewati jurang fiskal yang bakal menjerumuskan mereka ke dalam resesi. Meskipun demikian, kesepakatan para anggota legislatif AS itu sebenarnya belum menyentuh masalah yang lebih krusial, yaitu pengurangan defisit anggaran AS. Utang negara AS saat ini hampir US$16,4 triliun atau lebih dari 100% dari PDB negara tersebut.
Lalu bagaimana dengan Eropa?
Menurut Sem, Eropa saat ini sudah memasuki semi resesi, sehingga hanya akan menahan pertumbuhan IHSG. Namun, hal ini tidak akan sampai menghentikan, apalagi menjatuhkan indeks secara drastis.
Terutama karena Indonesia masih mempunyai beberapa katalis untuk menghadapi sentimen negatif global. "Jangan lupa kita masih memiliki sejumlah fundamental menghadapi terjangan global," ujarnya.
Sem mengungkapkan sejumlah katalis yang akan mendukung penguatan IHSG tahun ini. Seperti beberapa kebijakan yang telah digulirkan regulator. Lalu fundamental ekonomi dalam negeri terkait keunggulan komparatif dan pergeseran poros ekomomi baru dari Barat ke Timur.
Hal ini ditambah target penawaran saham perdana (IPO) pada 2013, penambahan jam bursa, serta pengurangan jumlah lembar saham per satuan lot."Potensi bangkitnya sektor komoditas yang sudah lama tertidur lelap, juga akan mempengaruhi pertumbuhan IHSG," ujarnya.
Sem pun memprediksikan IHSG sepanjang 2013 masih mempunyai ruang lebar untuk tetap berada di zona positif, meskipun akan bergerak dengan volatilitas cukup besar. Bahkan ia menyimpulkan target moderat IHSG adalah di level 5.000, dengan target konservatif di level 4.750.
Senada dengan analis Indosurya Securities, Tonny W. Setiadi. Ia menilai, kesepakatan mengatasi jurang fiskal oleh pemerintah AS membawa angin segar bagi investor. Bahkan, sejumlah investor melihat ketetapan AS itu dapat menyelesaikanmasalah jurang fiskal. "IHSG awal tahun memang naik akibat ketetapan di AS, yang dinilai investor bisa menyelesaikan ancaman fiscal cliff," kata Tonny.
Pengamat pasar modal Yanuar Rizky menegaskan, pasar modal Indonesia sampai kapan pun tidak akan bisa lepas dari sentimen ekonomi AS. “Terutama karena uang beredar di Indonesia dan investasi kebanyakan adalah dolar Amerika Serikat.”
Sumber :inilah.com