Marwoto Soebiakno, Motorcycle Financing Director PT Adira Dinamika Multi Finance mengatakan keberhasilan Adira mencapai market share 12%, karena menjalankan prinsip marketing dan kredit secara benar. Marwoto meyakini, pada prinsipnya siapa yang berbuat benar, dialah yang akan bertahan (survive).
Jika tidak, justru akan merugikan kedua belah pihak baik kreditor maupun debitor. Karena itu, Adira tidak memberikan pembiayaan kepada pihak yang dinilai berpotensi menjadi kredit macet.
Dengan tetap berpegang pada prinsip itu, tak heran perusahaan multi-finance ini telah berhasil mencapai angka Rp 10 triliun dari pembiayaan hingga September 2009 dari target hingga akhir tahun Rp 13,8 triliun. “Angka itu didapat dari 75% pembiyaan motor dan 25% mobil,” ujarnya.
Hingga akhir 2009, Adira menargetkan penjualan mobil mencapai Rp 3,5 triliun dan Rp 10,3 triliun untuk penjualan motor. Ke depan, pihaknya berharap penjualan kedua komponen ini bisa seimbang. Marwoto optimistis target penjualan bisa dicapai. “Karena, meski dunia krisis, Indonesia tidak terlalu terdampak terutama bagi nasabah motor,” tambahnya.
Ia memaparkan, krisis 1998 dan 2005 jika dibandingkan 2008 sangat berbeda. Pada 1998 dan 2005 yang terdampak krisis adalah masyarakat level menengah ke bawah. Sedangkan krisis 2008, hanya dirasakan kelas menengah atas.
Karena itu, Marwoto yakin di level grass root masih tahan terhadap guncangan krisis. Namun demikian, pada periode krisis sejak Oktober 2008 hingga triwulan pertama 2009 kredit macet sempat mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan. “Sekarang sudah normal lagi dan market motor berkembang lagi,” ujarnya.
Ia memaparkan, pada kuartal I 2009, pembiayaan Adira sempat merosot namun kemudian pulih kembali pada kuartal berikutnya. Penurunan di kuartal I itu berkontribusi pada koreksi penjualan hingga 5%. “Tapi, nanti sampai akhir tahun, penjualan kita akan sama dengan tahun lalu di level Rp 13,8 triliun,” tukasnya.
Karena itu, meski mengalami koreksi, market share Adira Finance masih di atas kompetitor. Bahkan, hingga akhir tahun diharapkan market share mengalami kenaikan.
Sementara itu, dari sisi suku bunga menyusul pemangkasan BI rate hingga 6,5%, sejak Januari, Adira Finance sudah menurunkan suku bunga 3-4%. Rata-rata secara nasional suku bunga di sektor pembiayaan mencapai 30%. “Tapi, kalau flat-nya, untuk motor rata-rata 16-17%-an dan sekitar 7-10% untuk mobil baru dan bekas,” imbuhnya.
Terpisah, Presiden Direktur ADMF, Stanley Setiaadmadja mengatakan untuk target laba, Adira berharap bisa meraup Rp 600 miliar pada 2009. Stanley mengaku optimistis bisa mencapai angka tersebut karena dinilai perekonomian cenderung membaik paska krisis global.
"Faktor-faktornya yakni semua kekhawatiran kita terhadap keringnya likuiditas perbankan, suku bunga yang tinggi, PHK dan kebangkrutan ternyata tidak terjadi. Jadi kita optimsitis semua akan tercapai sesuai target," tuturnya.
Pada 2009 ini perseroan memang tidak menargetkan pertumbuhan outstanding pembiayaan yang tinggi. "Kita berharap bisa flat atau sama dengan 2008 saja sudah syukur, karena memang kondisi krisis global yang membuat kita susah berekspansi," ungkapnya.
Pembiayaan sebesar Rp 13 triliun tersebut, dijelaskan Stanley terdiri atas mobil sebanyak 20 ribu unit dan motor sebanyak 85 ribu unit. Pada 2010 perseroan akan lebih gencar melakukan pembiayaan.
Menurutnya hal tersebut akan didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan makin tinggi ditambah dengan lending kredit perbankan yang diharapkan bisa mencapai 17%. "Tahun 2010 kita targetkan pembiayaan akan naik antara 10% minimum sampai 30%," pungkasnya.
Sumber: inilah.com