Bayangkan, dengan SMS, Anda bisa mengirimkan selamat hari raya untuk seratus orang hanya dalam waktu singkat. Dua puluh tahun lalu, siapa yang menyangka bahwa musuh utama PT. Pos Indonesia adalah handphone ? Dengan pertumbuhan industri ini yang mencapai 50 persen setahun, musuh baru ini seperti pelari sprint yang terus meninggalkan jauh industri surat-menyurat. Dalam peperangan, jangan hanya berfokus pada musuh utama. Bayangkan ketika Anda berperang dengan musuh dan lupa memperhitungkan perubahan cuaca. Tiba-tiba, datanglah hujan dan Anda tidak memiliki persiapan yang baik ketika medan peperangan menjadi becek. Anda bisa kalah sebelum berperang.
Pemasar yang baik adalah pemasar yang selalu memperhitungkan segala kemungkinan perubahan yang terjadi. Siapa musuh dari sebuah hotel di masa mendatang? Jangan-jangan teknologi 3G! Bayangkan jika teknologi videoconference sudah semakin baik, maka perusahaan tidak perlu lagi mengumpulkan semua orang di cabang di sebuah hotel untuk meeting. Cukup melalui video conference, mereka sudah bisa saling berhubungan. Industri rumah makan dan penjaja makanan di sepanjang jalan antara Purwakarta dan Bandung langsung mengalami kelesuan pada saat pemerintah membangun jalan tol Jakarta-Bandung. Waktu tempuh 4 jam antara Jakarta-Bandung langsung terpangkas menjadi 2 jam, dan ini membuat pengemudi kendaraan lebih memilih jalan tol. Musuh para penjaja makanan bukanlah sesama penjajan makanan lain tetapi jalan tol.
Di dalam perencanaan pemasaran, para pemasar biasanya melakukan analisa 4 C (Consumer, Competitor, Company dan Change) sebelum membuat strategi. Pemasar umumnya menganalisa bagaimana perilaku konsumen, aktivitas kompetitor, kapabilitas perusahaan dan juga perubahan. Namun dari 4C tersebut, Change adalah area dimana umumnya pemasar tidak menguasai dengan baik. Pengalaman "berperang" membuat pemasar lebih mudah mengenali siapa konsumen kita, bagaimana kompetitor bergerak dan seberapa besar "senjata" yang dimiliki oleh perusahaan. Namun unsur change terkadang bukanlah sesuatu yang kasat mata terjadi di lapangan. Termasuk di dalam change selain teknologi adalah perubahan ekonomi, sosial, life style, politik, dan lain-lain.Yang cukup merepotkan, unsur change ini relatif lebih sulit diprediksi dibandingkan unsur 4C yang lain.
Siapa yang menyangka jika pemerintah menaikkan harga bensin pada bulan Oktober 2005 dengan harga yang cukup fantastis? Para ATPM (Agen Tunggal Pemilik Merek) mobil begitu optimis bahwa penjualan mobil bisa meningkat, namun dengan kenaikan harga BBM akhirnya mereka harus merevisi targetnya kembali. Pameran akhirnya harus digenjot lagi oleh Gaikindo untuk meningkatkan penjualan mobil di Indonesia. Banyak pemasar senang melihat tren perubahan di luar negeri sebagai dasar untuk menganalisa perubahan yang terjadi di dalam negeri. Cara ini biasa dilakukan sekalipun tidak selalu tepat. Globalisasi memang bisa mempercepat terakomodasinya pengaruh luar ke dalam negeri. Dulu penetrasi teknologi baru untuk sampai di Indonesia membutuhkan waktu minimal 5 tahun. Kini beberapa teknologi baru bisa terpenetrasi dalam waktu kurang dari tiga tahun. Umumnya perubahan yang merubah gaya hidup memang tidak bisa berlangsung cepat, terutama jika produk kita adalah mass produk. Ketika demam dotcom bermunculan di Amerika, pasar Indonesia tidak bisa bereaksi dengan cepat. Butuh waktu yang cukup lama sehingga akhirnya para pemasar dotcom berguguran di Indonesia karena pasar belum siap. Belum lagi bangunan infrastruktur untuk teknologi internet belum cukup kuat.
Di dunia barat, pola hidup masyarakat yang sudah ramah lingkungan sangatlah biasa. Mereka mulai meninggalkan produk-produk yang tidak ramah lingkungan. Kampanye produk yang terkait dengan aktivitas lingkungan mudah diterima. Namun di Indonesia, sedikit sekali konsumen membeli produk karena unsur ramah lingkungan. Mengapa? Merubah kebiasaan orang Indonesia untuk memperhatikan lingkungan agaknya masih membutuhkan banyak waktu.
Oleh karena itu jangan berpikir untuk bisa memperoleh pasar yang sangat besar dengan mengandalkan positioning merek sebagai produk yang ramah lingkungan.Menghadapi perubahan yang demikian lambat diadopsi oleh pasar membuat kita harus sabar menunggu. Sebaliknya pada saat perubahan yang demikian cepat diadopsi pasar, maka kita pun harus bereaksi dengan cepat. Kalau tidak, penjualan produk kita akan berkurang dengan cepat pula.
Sumber : detik publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar