Sungguh disadari bahwa pelayanan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat dalam sejarah perjalanan bangsa belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan. Dunia pendidikan masih menghadapi tantangan-tantangan yang cukup mendasar yaitu masalah perluasan dan pemerataan, mutu, relevansi, daya saing pendidikan, masalah penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Secara keseluruhan, belum membaiknya pembangunan manusia di tanah air akan melemahkan kekuatan daya saing bangsa. Ukuran daya saing ini kerap digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu bangsa dalam bersaing dengan bangsa-bangsa lain secara global.
Semakin lemah daya saing suatu bangsa akan semakin sulit untuk berkembang. Bahkan, ada indikasi bahwa daya saing yang rendah akan menyebabkan ketergantungan pada bangsa lain yang pada gilirannya akan menurunkan kapabilitas bangsa untuk mandiri dan berdaulat.
- institusi publik baik dari pemerintah maupun swasta,
- infrastruktur,
- ekonomi makro,
- kondisi pendidikan dan kesehatan,
- pendidikan tinggi,
- efisiensi pasar,
- penguasaan teknologi,
- jaringan bisnis,
- inovasi.
Berdasarkan acuan sembilan pilar tersebut, telah disusun daya saing bangsa oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) tentang Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index atau GCI) tahun 2006-2007. Dalam laporan itu, posisi Indonesia berada pada peringkat ke-50 dari 125 negara. Ini menunjukkan bahwa daya saing Indonesia berada pada tingkat menengah. Di antara lima negara-negara ASEAN, peringkat Indonesia masih berada di bawah Singapura (peringkat ke-5), Malaysia (ke-26) dan Thailand (ke-35). Namun, peringkat Indonesia masih lebih baik dibanding dengan Filipina (ke-71).
Untuk itu diperlukan tiga pilar utama dalam pembangunan pendidikan nasional yaitu:
- peningkatan pemerataan dan akses pendidikan;
- peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan
- manajemen bersih dan transparan sehingga masyarakat memiliki citra yang baik (good governance).
Lulusan perguruan tinggi seharusnya merupakan insan-insan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang cerdas, berwawasan kebangsaan, bermutu, terampil atau ahli, profesional, mandiri, mampu belajar sepanjang hayat dan memiliki kecakapan hidup. Lulusan inilah yang merupakan insan bangsa yang unggul.
Untuk itu, perlu terobosan program pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan kader bangsa dalam jumlah memadai sehingga merupakan massa yang kritis (critical mass). Program tersebut adalah Program Beasiswa Unggulan. Program ini merupakan prioritas untuk mengembangkan sumber daya manusia yang handal dalam mensikapi era serba terbuka (global).
VISI
MISI
- Menumbuhkan kader terbaik bangsa dari berbagai daerah dengan latar belakang dan budaya yang bervariasi melalui proses pendidikan dan akulturasi dari berbagai perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri.
- Menghasilkan lulusan yang dapat membangun potensi daerah masing-masing.
- Menghasilkan lulusan melalui program integrasi dari berbagai disiplin ilmu yang lulusannya memiliki daya saing dan integritas yang handal.
- Meningkatkan kapasitas individu untuk berkontribusi kepada daya saing bangsa.
Sumber : beasiswaunggulan.diknas.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar