Buku Energi Positif, Opini 100 Tokoh mengenai Indonesia di Era SBY memuat tulisan seratus tokoh nasional dan internasional dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan pejabat pemerintah, ekonom, veteran, bisnis, media, agama, akademisi, aktivis, sampai artis. Terdapat pula 8 artikel majalah internasional mengenai Indonesia di era SBY.
Walaupun memiliki perspektif berbeda-beda, namun ada kesamaan umum dalam opini 100 tokoh tersebut, yaitu laju perubahan yang kongkret dalam 5 tahun belakangan, rasa optimisme mengenai bangsa Indonesia, baik hari ini dan ke depan, sikap percaya diri menghadapi tantangan ke depan, dan apresiasi terhadap sosok SBY baik dari segi kinerja maupun watak.
Dalam sambutannya, Dino Patti Djalal mengungkapkan bahwa era terpenting di era 2004-2009 adalah era SBY karena ada perubahan kualitatif yang fundamental terjadi di Indonesia. "Ini tentu saja bukan hanya prestasi Presiden SBY saja, tapi prestasi bersama. Lima tahun terakhir kita tidak melihat reformasi tapi transformasi. Dalam lima tahun terakhir kita melihat korupsi makin defensif, budaya malu semakin berkembang, modernisasi politik Indonesia, dan di dunia internasional Indonesia semakin bersinar," ujar Dino.
"Saya mengatakan ini karena sudah saatnya kita percaya diri, baik ke dalam maupun ke luar. Kita sudah meninggalkan keterpurukan. Kita sudah menjadi negara yang berbeda," tegas Dino. Ditambahkan, tugas pemimpin yang terpilih nanti memiliki kewajiban sejarah yaitu terus menyalakan api positif dan berada dalam garis terdepan perubahan bangsa serta dunia. "Saya yakin siapapun Presiden setelah SBY, pasti akan dibandingkan dengan kepemimpinan Presiden SBY.
Selain Dino Patti Djalal, beberapa penulis kontributor dalam buku tersebut juga memberikan sambutannya, antara lain Mari E. Pangestu, Kuntoro Mangkusubroto, Nazarrudin Umar, Goenawan Mohamad, Rachmawati Soekarnoputri, Sinyo Harry Sarundajang, dan Adam Schwarz.
Sumber : presidenri.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar